Mohon tunggu...
Dafa Ramadhani
Dafa Ramadhani Mohon Tunggu... Lainnya - Content Marketing

Things never change; we change

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Percakapan di Taman

6 Juni 2022   15:49 Diperbarui: 7 Juni 2022   21:30 3288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi percakapan di taman. (sumber: pixabay.com/alunda)

Bahkan ketika pohon jeruk hanya menimpalingnya dengan diam bungan anggrek masih saja membanggakan dirinya yang begitu menawan hingga semua makhluk dari hewan sampai manusia juga mengaguminya. 

Dibanding pohon jeruk, bunga anggrek memiliki harga yang cukup mahal. Dan, pohon jeruk hanya terdiam kembali.

Angin terus datang lalu pergi lagi. Hanya mengunjungi penghuni taman kemudian pergi kembali mencari taman lainnya. Serangga juga mencari makanannya di sekitar taman untuk memenuhi kebutuhannya. 

Contohnya saja semut yang sedari tadi bekerja keras berjalan dan bergotong royong di pohon jeruk. Entah apa yang mereka bawa dari pohon jeruk ke sarang mereka.

'Pluk!'

Sebuah jeruk matang jatuh ke tanah yang berlumpur. Sekali lagi bunga anggrek memecahkan kesunyian di taman yang tenang dengan ucapannya.

"Lihatlah pohon jeruk, untuk apa kau susah payah membuahkan buah lalu kau jatuhkan begitu saja di tanah yang berlumpur?"

Pohon jeruk tidak langsung menjawab. Dia membiarkan angin menenangkan dirinya dibanding emosi menguasainya.

"Sungguh indah bungamu yang mekar itu bunga anggrek. Pernahkah kamu merasakan tenangnya di taman ini? Sangat nyaman dan aman entah saat cuaca cerah ataupun berhujan. 

"Saat hujan apakah kau sadar burung-burung berterbangan dengan terburu-buru untuk berteduh? Aku sangat nyaman ketika mereka berteduh lalu berkicau tentang hari yang mereka lalui hari itu di dahanku yang rapuh. Terkadang kupu-kupu juga hinggap didahanku yang jelek ini.

"Terkadang jika bungaku sedang mekar lebah dengan senang hati mampir dan mau menicicipi nektarku. Aku sungguh senang berbagi dengan makluk lainnya. Ketika berbuah dan matang, buahku begitu disukai manusia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun