Mohon tunggu...
Dafa Rachman
Dafa Rachman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa

Hobi bermain games dan menganalisis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembodohan Generasi Muda dan Sisi Gelap Pemilu, Gen Z Harus tahu

23 Januari 2024   16:26 Diperbarui: 23 Januari 2024   16:36 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sisi geopolitik, Capres perlu menyusun strategi luar negeri yang menjaga kedaulatan negara dan memperkuat posisi Indonesia di tingkat internasional. Hubungan bilateral yang seimbang, diplomasi ekonomi, dan kerjasama regional menjadi poin penting. Keterbukaan terhadap globalisasi harus diimbangi dengan kebijakan yang melindungi kepentingan nasional.

Memenangkan Hati: Strategi Kampanye di Era Digital. Di tengah popularitas media sosial, memenangkan hati pemilih, khususnya generasi milenial dan Z, menjadi strategi penting. Dengan menyadari dominasi media sosial sebagai sumber informasi utama, Capres perlu memanfaatkannya secara efektif. Kampanye di media sosial sering kali mengandalkan unsur hiburan. 

Contohnya, kampanye "joget gemoy" atau slogan-slogan yang mudah diingat dapat menciptakan ikatan emosional dengan pemilih. Capres dapat mengadopsi strategi ini dengan menyajikan konten yang menghibur, tetapi tetap mencakup isu-isu serius yang memengaruhi masyarakat. Keterlibatan artis dan tokoh terkenal dalam kampanye juga menjadi strategi yang efektif untuk memenangkan hati pemilih. 

Gen Z dan milenial sering kali lebih terhubung dengan figuran publik, dan kehadiran mereka dapat memberikan daya tarik tambahan. Penggunaan aplikasi media sosial untuk berinteraksi langsung dengan pemilih, menjawab pertanyaan, dan merespons isu-isu terkini dapat menciptakan kesan bahwa Capres adalah figur yang dekat dengan rakyat. Melalui platform ini, Capres dapat membangun hubungan yang erat dengan pemilih, yang pada gilirannya dapat memenangkan hati mereka.

Sisi Gelap Kampanye Pemilu: Propaganda, Hoax, dan Manipulasi Emosional di Era Media Sosial

Pemilihan umum di Indonesia, seperti di banyak negara, tidak terlepas dari sisi gelapnya. Dalam era media sosial, di mana informasi beredar cepat dan luas, kampanye pemilu sering kali dipenuhi dengan propaganda, hoax, dan manipulasi emosional yang dapat merusak integritas proses demokrasi. Artikel ini menggali lebih dalam tentang sisi gelap kampanye pemilu yang dapat mengancam stabilitas dan keadilan.

Propaganda dan Hoax di Media Sosial: Memainkan Emosi untuk Menangkap Hati Pemilih

Fakta dan data mungkin menjadi senjata utama, tetapi kekuatan emosi---khususnya kemarahan, kebencian, dan ketakutan---dipilih sebagai alat untuk meraih hati pemilih. Dengan literasi yang rendah di kalangan pemilih, pesan emosional cenderung lebih mudah diterima dan menghasilkan dampak yang lebih besar. Drama dan konten negatif menjadi daya tarik utama, menggantikan substansi kebijakan yang mendasar. Dalam suasana ini, kebenaran seringkali tersisih oleh narasi yang menggugah emosi.

Tidak Terkendalinya Informasi Negatif: Anarkis dan Pengaruh pada Ideologi Warga

Sisi gelapnya terletak pada ketidakmampuan untuk mengendalikan luasnya informasi negatif di media sosial. Konten negatif lebih mudah menyebar dan mendapatkan perhatian, terutama ketika literasi rendah menjadi pintu masuk utama pemahaman. Ketidakjelasan antara fakta dan hoax menciptakan lingkungan yang tidak terkendali, di mana ideologi warga dapat berubah seiring dengan arus informasi yang salah. Efek dari informasi yang salah tidak hanya terbatas pada pemahaman politik, tetapi juga dapat memicu ketegangan sosial. Kemarahan dan kebencian yang dipicu oleh informasi yang tidak benar dapat menciptakan ketidakstabilan dalam masyarakat, bahkan berujung pada tindakan anarkis.

Manipulasi Ideologi dan Pilihan Pemilih: Bahaya Perubahan Arah Berdasarkan Informasi Salah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun