Mohon tunggu...
M Daffa Fakhri Aditya
M Daffa Fakhri Aditya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Sriwijaya

Agissez simplement, montrez juste, prouve juste.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengenal Xi Jinping sebagai Sosok "The Prince" Masa Kini

3 Desember 2021   02:25 Diperbarui: 3 Desember 2021   16:48 855
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Xi Jinping menghabiskan masa mudanya menjadi buruh di pedesaan selama 7 tahun hingga meluncurkan Gerakan Revolusi Kebudayaan yang bertujuan untuk membersihkan sisa-sisa ideologi kapitalis di kalangan masyarakat China pada masa itu. Masa mudanya tersebut menimbulkan rasa nasionalisme, idealisme, dan pragmatisme kepada dirinya.

Kemudian karir politik Xi Jingping dimulai pada tahun 1974 setelah beberapa kali ditolak untuk bergabung di Partai Komunis China. Pada saat itu, beliau dipercaya untuk memegang jabatan sebagai Sekretaris Partai lokal di Provinsi Hebei. Akibat kinerja yang baik di karir kepemerintahan nya, Xi Jinping di percaya untuk memegang jabatan di badan pembuat keputusan tertinggi, Komite Tetap Politbiro. Setelah beberapa tahun, akhirnya Xi Jinping dipercaya untuk menjadi pemimpin dari Partai Komunis China yang secara otomatis juga terpilih menjadi Presiden Republik Rakyat China pada 14 Maret 2013.

Selama 8 tahun kepemimpinannya, Presiden Xi Jinping memiliki cita-cita untuk mendirikan sistem politik pemerintahan yang bersih dari korupsi dan mengembangkan perekonomian Republik Rakyat Cina ke tingkat dominasi global. Visinya bukan lain untuk menjadikan China sebagai negara superpower.

Kepemimpinan Xi Jinping terkenal sangat unik dan kuat. Dikatakan unik dikarenakan pemerintahan nya yang sulit ditebak gerak-geriknya kemudian dikatakan kuat dikarenakan pemerintahan Xi Jinping beberapa tahun ini berusaha untuk memperkuat militer dan bahkan memproduksi alat perang sendiri. Jika dilihat melalui kacamata Machiavellian, Xi Jinping merupakan seorang pemimpin yang mengenal musuhnya. 

Beberapa tahun belakangan ini, Xi Jinping berusaha menyingkirkan dan menghapuskan musuhnya di dalam PKC dengan berkedok "sistem politik anti-korupsi". 

Dengan upaya menyingkirkan nya tersebut saja sudah sejalan dengan syarat menjadi "The Prince" bahwa seorang pemimpin harus dengan segera menyingkirkan musuh di dalam selimutnya agar tidak ada yang menusuknya dari belakang saat ia duduk di kursi kekuasaan. Xi Jinping dinilai telah mampu melakukan cara liciknya dengan melengserkan beberapa pejabat partai yang tidak satu visi dengan gaya pemerintahan nya, cara ini sangat di "halal" kan demi mempertahankan kekuasaan. Kemudian dari cara nya untuk membersihkan korupsi, Xi Jinping juga memanupulasi rakyatnya. 

Memanipulasi disini dengan maksud membuat rakyatnya percaya bahwa yang dilakukan Xi Jinping dengan menindaki politisi yang korupsi adalah hal yang benar dan atas tindakannya tersebut dia dicintai oleh rakyatnya, padahal disaat yang bersamaan gerakan anti korupsi nya memiliki intensi yang tersirat dan hal itulah yang memunculkan rasa ketakutan terhadap musuh politiknya. Namun dengan cara menyingkirkan ini juga Xi Jinping telah melipatgandakan musuhnya,sehingga dia harus berhati-hati dalam menentukan langkah selanjutnya agar tidak terkena boomerang terhadap dirinya sendiri.

Menurut Machiavelli, seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang memiliki kemampuan untuk mengubah keadaan menjadi keuntungan untuk dirinya sendiri. Berkaitan dengan kalimat tersebut Xi Jinping telah mengubah peraturan dan memperpanjang periode kekuasaan nya menjadi kekuasaan "seumur hidup" dengan cara menghapuskan periode masa jabatan Presiden yang hanya selama 2 periode pada tahun 2018 silam yang dimana telah tercatat di resolusi PKC. 

Hal ini dilakukan Xi Jinping dengan tujuan mempertahankan visi nya untuk China, dikarenakan bagi Xi Jinping, visi nya merupakan visi yang paling ideal untuk mencapai "impian China" selama ini, dan memang benar terbukti bahwa selama tahun kepemimpinannya China telah berhasil menyelesaikan berbagai masalah yang belum sempat terselesaikan sebelumnya, kemudian dengan China memperkuat posisi nya di tatanan adidaya sangat mempermulus rencana penghapusan batas kekuasaan Presiden pada saat itu. 

Melihat dari upaya penghapusan ini, Xi Jinping dinilai telah memanfaatkan kondisi yang ada menjadi keuntungan nya untuk diri sendiri dan periode kekuasaan nya akan terjamin lama. Bahkan Xi Jinping juga sering kali disamakan dengan Mao Tse-tung dan Deng Xiaping. Dikarenakan hanya ketiga Presiden China tersebut yang pernah mengeluarkan resolusi PKC. Mao Tse-tung pada tahun 1945 dan Deng Xiaping pada tahun 1981. 

Keduanya menggunakan kesempatan untuk memperkuat kekuasaannya dan juga hanya mereka yang memimpin China sampai mereka wafat. Kemungkinan besar Xi Jinping memiliki masa kekuasaan yang sama seperti mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun