Mohon tunggu...
Dafa Aditya Dwi Putra Sumual
Dafa Aditya Dwi Putra Sumual Mohon Tunggu... Administrasi - penjemput ilmu

Mahasiswa Ilmu Informasi dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Indonesia: Memilih Fouth Industrial Revolution (4IR/Revolusi Industri 4.0) atau Society 5.0

14 Mei 2019   20:45 Diperbarui: 14 Mei 2019   20:54 1205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dunia sekarang ini memasuki era teknologi, perkembangan teknologi di abad 20 menjadi begitu pesat, perkembangan ini dimaksud untuk mendukung pekerja manusia. Dalam mendukung pekerjaan manusia, telah terjadi perubahan teknologi dalam sebuah industri sebanyak 4 kali. Pertama, Revolusi Industri 1.0. Revolusi industri yang berlangsung dimulai dari tahun 1750-1850, dimana tenaga manusia dialihkan ke mesin uap dengan ditemukannya mesin uap menjadikan perubahan sistem kerja pada setiap sektor, seperti pertanian, manufaktur, transportasi dll. 

Revolusi industri 1.0 juga membuat beberapa negara yang menggunakannya mengalami peningkatan ekonomi yang cukup signifikan selama 2 abad dan bahkan meningkat 6 kali lipatnya berdasarkan rata-rata pendapatan per kapita negara-negara di dunia. Kedua, Revolusi Industri 2.0. Revolusi industri yang berlangsung sejak akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20, dimana revolusi industri ini juga bisa dikatakan sebagai revolusi teknologi karena direvolusi kali ini merupakan perpaduan antara perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga dalam berlangsungnya revolusi ini banyak penyesuaian pola kerja seseorang yang bekerja di sektor industri yang dapat meningkatkan produktivitas para pekerja.

Ketiga, Revolusi Industri 3.0. Revolusi industri ini muncul pada akhir abad ke-20 yang ditandai dengan munculnya internet dan teknologi digital yang bisa dikatakan sebagai Revolusi Digital. Revolusi ini merupakan pengembangan dari revolusi industri sebelumnya, yang mengandalkan efisiensi dan produktivitas dalam menghasilkan sesuatu. 

Kehadiran revolusi industri ini juga membuat tenaga manusia mulai tersingkirkan, karena produktivitas yang dihasilkan oleh mesin jauh lebih baik dibandingkan dengan tenaga manusia dan dikenal dengan penghematannya, sehingga banyak terjadi pengurangan tenaga kerja di berbagai sektor industri. 

Keempat, Revolusi Industri 4.0. Revolusi industri 4.0 yang sekarang menjadi perhatian di berbagai dunia ini muncul di awal abad ke-21. Kemunculan teknologi seperti, Internet of Things (IoT), Big Data, Artificial Intelligence (AI), Human Machine Interface, Robotic and Sensor Technology, dan 3D Printing Technology menjadi pendorong untuk menciptakan pola baru untuk mengantisipasi disruptif teknologi (Disruptive Technology) yang begitu cepat dan terus tercipta yang dapat mengganggu usaha konvensional yang telah ada (Sahela, 2019).

Sepanjang revolusi industri yang sedang berlangsung yang juga diikuti dengan perkembangan teknologi, telah banyak perubahan yang alami oleh negara-negara di dunia, yang paling dirasakan ialah kemudahan dalam melakukan pekerjaan, efisiensi waktu dan pengeluaran dana serta meningkatnya produktivitas serta profit. 

Ketika dunia sedang mencoba melaksanakan Revolusi Industri 4.0 ini, muncul sebuah teori yang ingin dijalankan oleh negara Jepang yakni Society 5.0. Society 5.0 ini merupakan "a human-centered society that balances economic advancement with the resolution of social problems by a system that highly integrates cyberspace and physical space" yang bila diterjemahkan menjadi "masyarakat yang berpusat pada manusia yang menyeimbangkan kemajuan ekonomi penyelesaian masalah-masalah sosial oleh sistem yang sangat mengintegrasikan dunia maya dan ruang fisik" (Cabinet Office, 2019).

society5-0e-2-5cdac34575065777da2d3263.jpg
society5-0e-2-5cdac34575065777da2d3263.jpg
Revolusi industri 4.0 identik dengan pemanfaatan teknologi guna meningkatkan produktivitas kerja dan efisiensi pengeluaran sebuah industri. Beberapa penerapannya telah ada di sekitar kita seperti, kecerdasan buatan (Artificial Intelligent) yang jika dipadukan dengan Internet of Thing (IoT) akan mampu mengolah jutaan data (Big Data) menjadi suatu keputusan atau kesimpulan (Budiman, 2019).

Sedangkan Society 5.0 pemanfaatan teknologi yang dibarengi dengan peningkatan kualitas manusia, sehingga peran manusia tidak hilang dan tetap menjadi pusat peradaban dunia (RMOL.Com, 2019).

Revolusi industri 4.0 membuat peluang-peluang baru, seperti peluang berbisnis era digital. Dimana, daya jangkau teknologi informasi tidak hanya berskala lokal tetapi hingga skala global. Melalui internet, akses informasi dapat dijangkau hingga ke berbagai penjuru dunia. Peluang lain diantaranya adalah saat setiap orang memiliki akses yang tinggi untuk terlibat aktif untuk memberikan dan membagikan opini kepada pihak lain melalui media sosial online. 

Situasi ini membuka peluang bagi masyarakat untuk membentuk opini positif tentang berbagai hal kepada pihak lain. Seperti diantaranya adalah teknologi media sosial dapat dimanfaatkan untuk membentuk komunitas atau grup keluarga di dunia virtual. Walaupun secara geografis berjauhan tetapi didekatkan dengan media sosial. 

Melimpahnya informasi tentunya tidak hanya membawa pengetahuan positif saja, tetapi juga negatif. Kemampuan seseorang untuk mengolah pengetahuan (knowledge) menjadi kearifan (wisdom) dalam lingkungan sosialnya akan menentukan tingkat ketahanannya di era informasi. Dengan demikian, tindakan share and resharing informasi telah didasari oleh nilai-nilai etis sehingga tidak akan menciptakan eskalasi kegaduhan publik (Adiona, n.d.).

Dibalik peluang yang ada pada Revolusi Industri 4.0 juga ada beberapa tantangan, Wolter mengidentifikasi tantangan industri 4.0 sebagai berikut; 1) masalah keamanan teknologi informasi; 2) keandalan dan stabilitas mesin produksi; 3) kurangnya keterampilan yang memadai; 4) keengganan untuk berubah oleh para pemangku kepentingan; dan 5) hilangnya banyak pekerjaan karena berubah menjadi otomatisasi (John, n.d.).

Peluang pada Society 5.0 ialah penggunaan teknologi lebih baik dan juga menyatukan teknologi dengan kebutuhan manusia. Tantangannya ialah karena Society 5.0 ini merupakan sistem yang mengoptimalkan penggunaan teknologi yang baik dan efisien, maka tenaga manusia harus memiliki kemampuan yang tinggi dalam menjalankan sistem tersebut.

Setelah dipaparkan peluang dan tantangannya, menurut penulis Indonesia belum bisa menempuh ke Society 5.0 dengan alasan infrastruktur pendukung seperti, transportasi yang kurang terintegrasi, lalu pelayanan kesehatan yang belum optimal, penguasaan teknologi yang masih sebatas untuk kesenangan bukan untuk menciptakan produk dan juga infrastruktur internet yang belum menjangkau semua wilayah. 

Maka dari itu Indonesia perlu mengejar ketertinggalan penguasaan teknologi dan peningkatan SDM untuk menyongsong Revolusi Industri 4.0 yang menurut penulis masih bisa ditempuh, dan mungkin butuh 5-8 tahun untuk bisa ke Society 5.0.

REFERENSI

Adiona. (n.d.). Peluang Dan Tantangan Revolusi Industri 4.0. Retrieved May 1, 2019, from http://www.adiona.co.id/en/articles/62-peluang-dan-tantangan-revolusi-industri-4-0

Budiman, A. (2019). Industri 4.0 vs Society 5.0. Retrieved May 1, 2019, from http://ft.ugm.ac.id/kolom-pakar-industri-4-0-vs-society-5-0/

Cabinet Office. (2019). Society 5.0. Retrieved May 1, 2019, from https://www8.cao.go.jp/cstp/english/society5_0/index.html

John, D. (n.d.). Tantangan dan Peluang Revolusi Industri 4.0. Retrieved May 1, 2019, from https://www.silabus.web.id/tantangan-dan-peluang-revolusi-industri-4-0/

RMOL.Com. (2019). Revolusi Industri 4.0 Atau Society 5.0? Retrieved May 1, 2019, from https://www.rmol.co/read/2019/02/20/379413/Revolusi-Industri-4.0-Atau-Society-5.0-

Sahela, K. Z. (2019). Perkembangan Revolusi Industri dari 1.0 hingga 4.0: Apa Perbedaannya? Retrieved from http://josay.org/perkembangan-revolusi-industri-dari-1-0-hingga-4-0-apa-perbedaannya/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun