Mohon tunggu...
Damanhury Jab
Damanhury Jab Mohon Tunggu... Jurnalis - To say Is Easy, To Do is Difficult, To Understand Is Modifical

Wakil Ketua Penggiat Peduli Demokrasi Nasional serta Penggiat Literasi di Pelosok Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Roman

Bayang Masa Lalu (III)

24 September 2024   08:28 Diperbarui: 24 September 2024   08:59 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bab 9: Cemburu yang Terpendam


Kabar itu tiba-tiba menghantam Bagas seperti badai yang tak terduga. Di layar ponselnya, terpampang foto Nayla, tersenyum cerah bersama seorang pria yang tak ia kenali. Foto itu diunggah Nayla setelah pengadilan agama resmi menyatakan perceraiannya dengan mantan suaminya. 

Bagas seharusnya merasa lega karena Nayla kini benar-benar bebas, tapi justru yang ia rasakan adalah kegelisahan yang menusuk.

Pria dalam foto itu adalah seseorang yang jelas-jelas bukan dia. Meski hubungan mereka selama ini diselimuti rahasia, Bagas tak bisa menahan rasa cemburu yang tiba-tiba membakar. 

Bayangan Nayla bersama orang lain menghantui pikirannya. Sejak kapan Nayla dekat dengan pria itu? Mengapa Nayla mengunggah foto ini seakan ingin menunjukkan bahwa ia sudah bahagia?

Bagas memandangi foto itu berulang kali, mencoba mencari alasan untuk meredakan amarahnya. Namun, semakin lama ia menatap, semakin panas darahnya. Dalam benaknya, ada satu nama yang tiba-tiba terlintas: Gina. Wanita yang dulu pernah mencintainya namun cintanya tak pernah terbalas. Mungkin ini waktunya untuk melampiaskan rasa cemburunya.

Bab 10: Pelarian di Pelukan

Bagas menghubungi Gina. Mereka sudah lama tidak bertemu, tapi Bagas tahu bahwa Gina masih menyimpan perasaan padanya. Malam itu, Bagas memutuskan untuk bertemu dengannya di sebuah bar kecil di sudut kota. 

Gina, dengan senyum yang penuh kerinduan, menyambut Bagas seakan tak ada waktu yang pernah berlalu di antara mereka.

Pembicaraan mereka mengalir ringan, namun di balik itu, Bagas mencari pelarian dari rasa sakit hatinya. Ia ingin membalas Nayla, meski dalam hati ia tahu, ini hanya akan memperparah segalanya. Malam itu, di bawah gemerlap lampu dan musik yang memekakkan telinga, Bagas tenggelam dalam pelukan Gina. 

Meskipun tubuhnya bersama Gina, pikirannya terus melayang kepada Nayla. Pelukan itu hanya sementara, namun cukup untuk meredakan kemarahan yang bergejolak di dadanya.

Bab 11: Membalas dengan Kesengajaan

Esoknya, Bagas terbangun dengan perasaan bersalah. Ia tahu malam sebelumnya adalah kesalahan besar. Namun, rasa cemburu yang masih membara membuatnya ingin membalas Nayla dengan cara yang tak terduga. Tanpa banyak berpikir, Bagas mengambil ponselnya dan mengunggah sebuah foto di status media sosialnya---foto dirinya bersama istri dan anaknya. 

Senyum bahagia terpancar di wajah mereka, meskipun Bagas tahu, di balik senyum itu ada hati yang bergejolak.

Ia berharap Nayla melihatnya, merasakan sedikit rasa sakit yang selama ini Bagas rasakan. Ia ingin Nayla tahu bahwa ia juga bisa bahagia, meskipun hubungan mereka tak bisa diungkapkan. 

Unggahan itu bukan hanya untuk pamer, tetapi untuk menyeimbangkan permainan cemburu yang telah Nayla mulai.

Setelah mengunggah foto itu, Bagas memutuskan untuk pergi keluar kota. Ia butuh waktu untuk berpikir, untuk menjauh dari semua perasaan yang saling bertabrakan di dalam dirinya. 

Namun, di sudut hatinya, ia berharap bahwa Nayla akan menyadari pesan tersirat di balik unggahan itu.

Bab 12: Cemburu yang Terselubung

Di sisi lain, Nayla melihat unggahan Bagas. Ia tak menampakkan reaksi apapun, tak membalas dengan komentar ataupun pesan. Di permukaan, Nayla berpura-pura tak peduli, seakan foto itu tak memberikan efek apa-apa padanya. 

Namun, jauh di dalam hatinya, ada rasa cemburu yang ia sembunyikan dengan sangat rapi. Foto Bagas bersama istrinya, dengan senyum bahagia yang dulu pernah ia rasakan, membuat hatinya bergemuruh.

Nayla memilih untuk diam, tak ingin memperlihatkan rasa cemburu yang menyelinap dalam pikirannya. Ia tahu bahwa hubungan mereka sudah cukup rumit, dan ia tak ingin memperkeruh segalanya dengan mengungkapkan perasaannya yang sesungguhnya. 

Namun, semakin ia mencoba menyembunyikan rasa cemburunya, semakin kuat keinginan untuk bertemu Bagas, untuk menjelaskan semuanya, dan untuk memastikan bahwa dirinya masih ada dalam hati pria itu.

Di balik senyumnya yang tersimpan rapi, Nayla menyusun langkah berikutnya. Hubungan mereka, yang sejak awal penuh dengan kerahasiaan, kini mencapai titik di mana cemburu, rasa bersalah, dan cinta bercampur menjadi satu. Bagaimana pun, Nayla tahu, cerita ini belum berakhir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun