Mohon tunggu...
Kamaruddin Azis
Kamaruddin Azis Mohon Tunggu... Konsultan - Profil

Lahir di pesisir Galesong, Kab. Takalar, Sulsel. Blogger. Menyukai perjalanan ke wilayah pesisir dan pulau-pulau. Pernah kerja di Selayar, Luwu, Aceh, Nias. Mengisi blog pribadinya http://www.denun89.wordpress.com Dapat dihubungi di email, daeng.nuntung@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Menteri Susi: "Kelautan is Everything!"

17 Juli 2017   07:34 Diperbarui: 17 Juli 2017   15:18 1644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Susi pada acara HBH ILUNI (15/7, foto Kamaruddin Azis)

"Standar operasi Poros Maritim harusnya seperti itu," katanya seraya membetulkan letak duduknya. 

Regulasi, kebijakan hingga program KKP menurut Susi sejatinya menjawab persoalan pada ketimpangan distribusi, pada harga barang yang selama ini membuat relasi ekonomi Timur-Barat Indonesia begitu timpang.

"Coba kalau kita kembangkan industri perikanan dari Talaud ke Davao, Biak, Morotai ke Palau, Saumlaki ke Darwin, Merauke ke Cairns. Akses dari Papua ke Jakarta lima kali lebih mahal. Ayam-ayam beku, sebelum dimakan oleh orang Saumlaki, transit bahkan hingga 10 kali, ke Makassar, Ambon, Sorong, Fak Fak, Dobo baru ke Saumlaki, harga perkilo bisa menjadi menjadi 100 ribu," paparnya.  Di mata Susi, hal tersebut akan berbeda jika misalnya beli ayam seharga 2 dollar dari Darwin ke Saumlaki kemudian diterbangkan ke Saumlaki yang mungkin hanya 4 Dollar.

Menurut Susi, di pembangunan sektor perikanan juga begitu, sehingga yang dibutuhkan adalah dukungan pada skema logika seperti itu, bukan yang lain, bukan pada satu pihak apalagi negara luar. 

"Persolannya, tidak banyak yang punya pikiran seperti itu," katanya.

"Bagi saya, kelautan is everything," katanya. Maksudnya, KKP tak melulu mengurusi bagaimana menangkap ikan tetapi menjaga kedaulatan di laut sebab dengan itu, akan menjadi penggerak utama (prime mover) bagi yang lain.

Indonesia harus merebut kedaulatan di laut sebab laut selama ini telah menjadi ruang aneksasi ekonomi negara-negara tetangga, negara-negara yang menutup mata pada armada perikanan besarnya yang mengaduk ruang teritori Nusantara.  Hal-hal yang oleh Susi disebut sebagai strategi merebut lautan, menguasai sumber daya dan mengalirkan produk-produk mereka,

"Yah itu tadi, senjata, obat-obatan, perdagangan manusia dan lain-lain," katanya.

"Jadi konsepnya bukan nyerang Irak, tapi menguasai overseas. Ngambil ikan karena mereka butuh ikan, tapi berangkatnya bawa barang-barang produk mereka, anything!" tegasnya.

***

Susi berdiri. Kami pindah dari kursi pertama, ke kursi kedua. Di kursi pertama, matahari sore menerpa wajahnya. Kali ini saya duduk persis di sampingnya, sebelumnya ada kursi yang mengantarai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun