“Kita juga menyiapkan dan melatih polisi pariwisata untuk menjaga jika ada turis teresat, pelatihan untuk pendeta, misalnya, boleh gak gerejanya menjadi TIC, Tourism Information Center, dimana ada peta, bagaimana ini bisa fokus pada bidang yang ril dan tidak harus menyelesaikan semuanya. Mudah-mudahan bisa dimulai dari yang kecil-kecil,” pesan Arie.
Kegiatan-kegiatan tersebut adalah; fasilitasi Forum Tata Kelola Pariwisata di Toba Samosir yang dinisiasiasi oleh IT Del Laguboti, Pengembangan Desa Wisata (Pembentukan tim perencanaan dan pengembangan Desa Wisata, ada survei dan orientasi lapangan, Sosialisasi Desa Wisata di 2 rencana lokasi masing-masing di Kab Samosir dan Kab Tapanuli Utara oleh Universitas Negeri Medan dalam hal ini oleh Pusat Studi Ilmu-ilmu Sosial dan Sejarah (PUSSIS), serta kegiatan penguatan kesadaran kolektif masyarakat yang difasilitasi oleh Universitas Sumatera Utara (USU).
Ketiga universitas telah memperkuat kapasitas sekurangnya 500 orang di sekitar lokasi KSPN Danau Toba. Mereka tersebar di tidak kurang 120 desa dan beberapa desa khusus yang mempunyai daya tarik tertentu dan perlu dikembangka ke depan. Pada aspek kelembagaan telah ada Pokja Khusus di universitas tersebut yang menjadi think-tank pengembangan KSPN Toba. Penandatanganan MoU dengan universitas di Sumatera Utara (Agustus/2016) untuk akselerasi menguatnya karakter masyarakat desa/kelurahan telah bermuara pada sosialisasi, peningkatan pengetahuan, keterampilan dan komitmen para pihak sebagai bagian dari pengembangan KSPN Danau Toba.
Secara spesifik, USU sebagaimana paparan Dr. Hendra telah melaksanakan pelatihan peningkatan kapasitas para pihak melalui pelatihan bertema komunikasi dan pembangunan karakter sadar wisata bersih di Kabupaten Samosir.
“Ada 90 orang, warga, pelaku wisata, operator transportasi, kelompok perempuan dan tokoh masyarakat memperoleh informasi praktik komunikasi efektif sesuai kebutuhan pariwisata di KSPN Danau Toba,” paparnya. Sementara Unimed melalui paparan Dr. Ichwan (PUSISS), melakukan sosialisasi, pengenalan, inisiasi konsep Program Desa Wisata di Kabupaten Samosir, tepatnya di Desa Sitamean dan Desa Sibandang. 60 orang mewakili berbagai latar belakang sosial ekonomi meningkat kapasitasnya, memahami konsep dan praktik desa wisata.
“Sebanyak 20 orang telah bersedia jadi pelaku wisata berbasis desa, siap bermitra melalui konsep desa wisata,” ungkap Dr. Ichwan.
Selain itu, Kampus IT Del juga ikut memainkan perannya dengan memfasilitasi penguatan kerjasama lintas aktor melalui Forum di KSPN Toba. Mariana Simanjuntak dari IT Del mengatakan, tidak kurang 100 orang yang terdiri dari pelaku wisata, perwakilan desa di sekitar Danau Toba memahami substansi pariwisata di KSPN Danau Toba dan sedia berbagi informasi pengelolaan.
“Peningkatan kapasitas desa juga ditingkatkan, khususnya berkaitan dengan IT dan komputer untuk aparat desa. Hingga kini, ada sekitar 300 orang dari 130 desa di sekitar Danau Toba mulai melek IT/Komputer sebagai modal menjadi bagian pengelolaan pariwisata berbasis IT,” terang Mariana.
James Silaban, Kepala Bappeda Samosir yang menanggapi para pembawa materi mengatakan bahwa sejauh ini, belum nampak sentuhan dari Pemprov untuk pariwisata Danau Toba, terutama pada ruas jalan Labuhan Batu dengan ruas jalan di Bandar Teluk Raja yang menjadi lokasi wisata arung jeram.