Mohon tunggu...
Kamaruddin Azis
Kamaruddin Azis Mohon Tunggu... Konsultan - Profil

Lahir di pesisir Galesong, Kab. Takalar, Sulsel. Blogger. Menyukai perjalanan ke wilayah pesisir dan pulau-pulau. Pernah kerja di Selayar, Luwu, Aceh, Nias. Mengisi blog pribadinya http://www.denun89.wordpress.com Dapat dihubungi di email, daeng.nuntung@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Posisi Sulawesi Selatan dalam Gagasan Poros Maritim ala Jokowi-JK

25 Februari 2017   10:46 Diperbarui: 27 Februari 2017   02:01 2234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dimensi kelautan Indonesia (foto: Kamaruddin Azis)

Hal-hal inilah yang merupakan program-program utama pemerintahan Jokowi-JK untuk mewujudkan Indonesia sebagai proros maritim dunia. Sebagai sebuah paket kehendak, ide Poros Maritim ini adalah pola lama Revolusi Biru yang dibarukan, yang harus dikontekskan pada situasi kontemporer dan masa depan Sulawesi Selatan, atau Indonesia secara umum. Bagi Sulawesi, ketika Indonesia menjadi poros maritim dunia maka pilarnya pasti terdapat di Sulawesi Selatan. Betapa tidak, posisi strategisnya sebagai pintu tengah timur-barat, selatan-utara seperti yang disebutkan di bagian di atas tulisan ini menjadikannya prioritas atau harus menjadi lomokotif utama.

Oleh sebab itu, ISKINDO harusnya memandang bahwa ke depan, dibutuhkan infrastrukur antar pulau dan sepanjang pesisir di setiap pulau besar dan kecil, di pedalaman atau tepian. Infrastruktur yang tak melulu untuk kepentingan ekonomi tetapi sosiologis. Maka terpujilah Kota Makassar yang tetap menjaga Kayu Bangkoa sebagai wahana warga pesisir dan pulau-pulau, yang tetap merawat Fort Rotterdam sebagai ikon kemaritiman itu. Bukan semata mengawal prasasti kuasa seperti reklamasi dan Center Point of Indonesia.

Untuk dapat menjadi poros utama pertumbuhan maritim di Nusantara, Sulawesi Selatan harus membangun dan meningkatkan daya dukung sistem pelayaran, menghidupkan pelabuhan-pelabuhan perikanan yang mangrak dari Selayar hingga Palopo, perbaikan tata kelola kepelabuhanan, dan memodernisasinya sesuai standar internasional, perbaikan pelayanan dan akses di seluruh pelabuhan yang ada.

Pelaut-pelaut Bugis-Makassar yang di dalam darahnya mengalir tradisi kebaharian memerlukan tempaan tambahan untuk sesuai dengan spirit zaman, tangguh dan berpendidikan kelautan merupakan salah satu prasyaratnya. Perkembangan teknologi dan komunikasi yang kian massif saat ini merupakan ruang yang bisa dimanfaatkan untuk mengakselerasi tradisi tersebut agak sesuai spirit zaman. Oleh sebab itu, kampus-kampus kelautan dan pusat pelatihan kebahariaan harus tampil beda dibanding masa-masa sebelumnya yang terlihat kusut dan mandul.

Fokus ISKINDO Sulsel

Bagi ISKINDO Sulawesi Selatan, sesuai dengan kehendak menyusun blueprint pembangunan kolaboratif terkait Poros Maritim itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, tidak banyak tetapi penting (daripada banyak tapi tak bisa dioperasionalkan), sebagai berikut:

Hal pertama yang harus menjadi perhatian bersama adalah bentuk kontribusi apa yang mesti diberikan pada upaya penguatan budaya maritim yang heterogen di pesisir, entitas sosial ekonomi khas Bugis-Makassar sebagai pilar sekaligus basis pemanfaatan. Revitalisasi kebudayaan maritim seperti apa yang relevan dan sesuai konteks Sulawesi Selatan saat ini? Menghidupkan Karaeng Pattingngalloang? Merevitalisasi spirit La Galigo? atau harus menghadirkan lagi figur seperti Prof Ahmad Amiruddin tetapi fokusnya ke Maritim?

Apakah tantangannya sehingga terjadi degradasi nilai pada upaya-upaya pemanfaatan hasil laut di tengah komunitas pesisir? Mengapa tradisi patron-client tak lagi kontributif pada daya tahan sosial-ekonomi di pesisir Sulawesi Selatan.

Yang kedua adalah, bagaimana memastikan pola upaya yang bisa mewarnai corak pengelolaan sumber daya pesisir dan laut dengan fokus membangun kedaulatan pangan berbasis laut. Industri-industri perikanan dan kemaritiman domestik yang seperti apa yang dapat menjalankan pengolahan produk perikanan tangkap dan budidaya perikanan dan kelautan sebagai sumbu penggeraknya?

Nampaknya, hal demikian bukan hal sulit di tengah kapasitas yang tersedia yang telah lebih dari cukup, sebaran alumni Kelautan atau setidaknya setelah membaca dinamika kelautan dan perikanan Sulawesi Selatan sejak 50 tahun terakhir merupakan modal utamanya.

Lalu yang ketiga adalah pentingnya mengajak Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota di Sulawesi Selatan untuk terus mendorong pengembangan infrastruktur dan konektivitas antar pulau. Laporan bahwa Gini Ratio Sulsel yang lebih tinggi di atas rerata nasional menjadi bukti bahwa ada disparitas, ada ketimpangan perlakuan. Yang kota makin maju, yang desa pulau ketinggalan. Apaji?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun