Mohon tunggu...
Kamaruddin Azis
Kamaruddin Azis Mohon Tunggu... Konsultan - Profil

Lahir di pesisir Galesong, Kab. Takalar, Sulsel. Blogger. Menyukai perjalanan ke wilayah pesisir dan pulau-pulau. Pernah kerja di Selayar, Luwu, Aceh, Nias. Mengisi blog pribadinya http://www.denun89.wordpress.com Dapat dihubungi di email, daeng.nuntung@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Membaca Toba dan Pikiran Luhut

9 September 2016   08:13 Diperbarui: 3 Oktober 2016   15:23 536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam sambutannya Luhut memperkenalkan seorang pria yang disebutnya Professor dari Barkeley yang merupakan putra Batak. Selain itu dia juga menyebutkan bahwa Universitas Teknologi Del di Balige juga telah mengajak professor dari Universitas luar negeri untuk bekerjasama dalam pengembangan universitas.

“Kita juga perlu orang-orang baru, yang belum terlibat korupsi. Yang penting dia ingin membangun Indonesia,” katanya sembari menunjuk Professor George asal Barkeley.

Penulis bersama peserta lokakarya (foto: istimewa)
Penulis bersama peserta lokakarya (foto: istimewa)
***

Kehadiran Luhut di Kampus Del seperti sebuah misi sistematis dari apa yang dicita-citakannya, membangun generasi Toba sebagai pilar nasional. Sebagai putra terbaik Tanah Samosir, posisinya di Kementerian memberikan kemudahan baginya untuk benar-benar bisa mengakselerasi cita-citanya itu.

Harapan itu mulai terkuak sejak adanya keinginan membentuk Badan Otorita Danau Toba, gagasan 10 lokasi KSPN, hingga iming-iming 21 triliun dana untuk memperbaiki infrastruktur, sarana prasarana pariwisata hingga tata kelola kawasan yang kondusif pada agenda nasional.

Pria kelahiran Simargala, Toba Samosir, Sumatera Utara, 28 September 1947 lalu itu mengatakan bahwa Presiden ingin lingkungan yang baik, infrastrukturnya bagus, harus ada investasi yang berasal dari swasta, dan kapasitas masyarakat yang sesuai dengan tema pariwisata.

 “Masalah lingkungan yang ditimbulkan keramba harus dibereskan. Kemudian masalah lingkungan Toba Pulp Lestari (TPL) yang mengambil kayu dengan menggunakan truk tronton juga harus dibereskan, karena infrastruktur yang dibuat Kemenpupera yang sudah bagus akan rusak kala tronton yang berbobot 16 ton terus lewat sana,” katanya tenang.

Di sambutan yang tak lebih 15 menit itu, Luhut mengingatkan para peserta untuk peduli lingkungan Dana Toba, “Jangan sampai lingkungan hidup tidak baik, hingga orang tidak mau datang kemari,” katanya.

Lokasi budidaya ikan di Danau Toba (foto: Kamaruddin Azis)
Lokasi budidaya ikan di Danau Toba (foto: Kamaruddin Azis)
***

Begitulah, jika kemudian muncul banyak pro-kontra, silang sengketa atas inisiatif Pemerintah atas Dana Toba ini maka itu karena risiko-risiko sosial, lingkungan dan ekonomi baru yang akan muncul. Bisa jadi, Jika dengan dana tidak kurang 21 triliun yang disebutkan sebelumnya benar-benar digelontorkan untuk membangun convention center, lapangan golf, hingga hotel bintang lima.

Luhut buru-buru mengingatkan bahwa pembangunan tersebut akan didukung oleh homestay di sekeliling danau Toba yang jumlahnya mencapai 1000 buah termasuk mengerek dukungan dan peran serta gereja dan tokoh agama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun