Mohon tunggu...
Kamaruddin Azis
Kamaruddin Azis Mohon Tunggu... Konsultan - Profil

Lahir di pesisir Galesong, Kab. Takalar, Sulsel. Blogger. Menyukai perjalanan ke wilayah pesisir dan pulau-pulau. Pernah kerja di Selayar, Luwu, Aceh, Nias. Mengisi blog pribadinya http://www.denun89.wordpress.com Dapat dihubungi di email, daeng.nuntung@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Andalan Mangga Tiga dari Tanjung Merdeka

18 Agustus 2016   12:22 Diperbarui: 19 Agustus 2016   01:49 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Abon Mangga Tiga di Toko Ole-ole Makassar

Abon Mangga Tiga di Toko Ole-ole Makassar
Abon Mangga Tiga di Toko Ole-ole Makassar
Manfaat Mangga Tiga

Di Mangga Tiga tersebutlah nama Emmi sebagai sekretaris, Megawati sebagai bendahara. Siang itu ada pula Rabiah sebagai anggota kelompok. “Kita bisa bikin abon karena diajar ibu Ratna, tidak ingat kapan pertama kali belajar abon tapi setidaknya kami sudah tahu bagaimana memotong ikan, memasak dan menjadikannya abon,” kata Rabiah, anggota kelompok yang saya wawancarai. Perempuan beranak tiga ini mengaku kelahiran tahun 1978 dan merasa beruntung bisa menjadi anggota kelompok.

“Sejak tahu bikin abon, saya selalu dapat uang tambahan, paling sedikit 50ribu. Kadang 100ribu, kadang 150ribu. Adami pendapatan untuk kebutuhan dapur,” katanya. Dia mendapat untung lebih karena dia juga menjual langsung ke warga lainnya. Jika dari kelompok harganya 20ribu, dia bisa menjualnya 25ribu.

“Selama ini uang pendapatan diberikan ke anak sekolahnya. Seperti kalau pergi olahraga berenang di kolam renang, dia kan harus bayar, paling sedikit itu 50ribu. Belum lagi kalau ada tugas sekolah yang harus dicetak print, uang sekolah. Kalau ditotal jutaanmi,” katanya dalam aksen Makassar.

Emmi, pengurus kelompok lainnya mengatakan bahwa dengan usaha abon Mangga Tiga ini dia bisa memulai usaha lain atau usaha baru. Jadi tidak harus ke Mangga Tiga.  “Selain menambah wawasan, saya sudah bikin usaha sendiri, bikin kue-kue kering, kue kaktus dan dijual di warung-warung,” kata istri Rudianto ini.

Emmi berusia 36 tahun, dia lahir dan besar di Tanjung  Merdeka. Di usia kehamilan yang sudah tua ini dia masih aktif di Mangga Tiga. “Ini anak keempat pak,” katanya terkekeh sembari memegangi perutnya.

Sperempuan lainnya bernama Dahalia Daeng Sugi juga mengaku semakin terlatih mengerjakan abon, bikin bakso, bikin nugget dan dijual di rumahnya. “Sambil jual nasi kuning di lorong, saya jajakan juga nugget,” katanya. Ada senyum menyungging  di bibirnya.

Rabiah mengaku bangga menjadi bagian kelompok Mangga Tiga. Selain produktif, dia bisa membantu anak-anaknya sekolah tanpa kesulitan lagi.

“Sebentar lagi anakku akan masuk SMP. Selain itu ada yang sudah SMK dan sedang kerja praktik, namanya Andriani. Yang SMP namanya Adelia, ketiga Asril. Sebagai ibu rumah tangga saja terus terang selama ini kerjanya gosip saja. Memasak, di dapur, menggossip di bale-bale,” kata perempuan kelahiran Takalar ini tertawa lebar.

Menurut Ratna, ibu-ibu andalan kelompok Mangga Tiga awalnya sangat sulit diajak komunikasi, pemalu dan hanya melihat dari jauh namun setelah diberi penjelasan akhirnya mau merapat dan semakin produktif.

“Awalnya susah, curiganya banyak,” kata alumni SMA ini dan bersuamikan superviisor toko lulusan akademi manajemen koperasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun