Mohon tunggu...
Kamaruddin Azis
Kamaruddin Azis Mohon Tunggu... Konsultan - Profil

Lahir di pesisir Galesong, Kab. Takalar, Sulsel. Blogger. Menyukai perjalanan ke wilayah pesisir dan pulau-pulau. Pernah kerja di Selayar, Luwu, Aceh, Nias. Mengisi blog pribadinya http://www.denun89.wordpress.com Dapat dihubungi di email, daeng.nuntung@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Pesona Boak dan Masa Depan Oesapa

11 Juni 2016   23:46 Diperbarui: 12 Juni 2016   13:12 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Emmy dan Andi, pengunjung Eko-wisata Oesepa (foto: Kamaruddin Azis)

“Warga bisa menawarkan jenis minuman, makanan, termasuk bikin souvenir seperti topi dengan pesan perlindungan mangrove ini,” Deris melanjutkan sembari menunjukkan topi bertuliskan Ekowisata Mangrove Kupang. Selain memotivasi warga untuk menjaga mangrove, Daris juga pernah berinisiatif memanfaatkan lahan kosong sekitar pantai untuk menanam kacang tanah, umbi-umbian dan berhasil.

Apa yang dirawat kelompok PSDA Oesapa ini patut diapresiasi. Di dalam areal track terlihat pohon mangrove seperti jenis Avicennia yang sangat tinggi hingga 10 meter dengan dahan dan daun yang menjuntai. Lebarnya areal ini sekitar 1 kilometer dengan ketebalan dari pantai ke laut maksimum 200 meter. Manfaatnya bisa terbaca, bagi mangrove yang tak lagi tebal ada abrasi yang hebat di selatan, sedangkan yang tebal tak terlihat pengikisan.

Pengunjung di lokasi eko-wisata (foto: Kamaruddin Azis)
Pengunjung di lokasi eko-wisata (foto: Kamaruddin Azis)
Di Oesapa, mangrove yang dijaga telah memberi peluang berkembangnya kepiting, mengurangi dampak abrasi dan memberi kesempatan kepada Deris dan anggota kelompok masyarakat dalam naungan program CCDP-IFAD untuk mengembangkan pesona keindahan vegetasi mangrove yang ada melalui track wisata sepanjang 200 meter dengan anggaran sekitar Rp. 200 juta. Bukan hanya itu, mereka juga menyiapkan tempat untuk pembenihan dan perawatan bibit mangrove. Selain pesona keindahan, manfaat ekonomi pun tak kalah besarnya.

Untuk menyisip lahan-lahan kosong di sela pohon mangrove, telah disiapkan bibitnya. Untuk pembibitan warga Oesapa punya pengalaman. Menurut Deris, ada warga bernama Obi Geon serta Jemy yang membudidayakan anakan mangrove. Di sekitar lokasi ini terdapat pula vegetasi cemara hutan yang menambah pesonanya.

Tenaga pendamping lapangan Oesapa bernama Derry menyebutkan bahwa agenda ke depan adalah mengembangkan lokasi ini seperti yang disebutkan Deris sebelumnya yaitu menambah panjang trek dan membangun gapura di jalan darat.

Berdasarkan pengerjaan sarana konservasi dan rekreasi yang tuntas selama satu bulan, Deris optimis bisa melanjutkan pembangunan trek tambahan.

“Awalnya dikerjakan hanya 7 orang anggota kemudian beberapa warga ikut membantu.  Mulai dikerjakan pada tanggal 4 November 2015 hingga awal Desember 2016 dan diresmikan oleh Walikota Kupang , 13 Februari 2016 lalu,” kata Deris.  Untuk memastikan keberlanjutan program ini Deris dan beberapa anggota kelompok telah menyiapkan mekanisme agar ada fee dari pengunjung. “Sementara ini masih suka rela tapi nanti kita akan atur termasuk pengelolaan kebersihan atau sampah di sekitar lokasi ini,” katanya

“Ini akan tangan lama, kayu yang digunakan kayu meranti asal Sulawesi. Selain itu, di dasarnya kami cor dan bungkus dengan plastik, jadi kayu tak kena air,” kata suami Juvelina Umao yang juga ketua RT II/RW I, Kelurahan Oesapa.

Kris Long menambahkan bahwa semangat kerjasama di Oesapa masih sangat tinggi. “Kalau ada kerusakan dari bangunan, selain sumbangan-sumbangan kita juga akan gotong royong perbaiki, kalau dipanggil, warga pasti datang,” kata Kris. Kris juga menambahkan kalau Lurah Oesapa, ibu Vera Soe juga sering ke lokasi eko-wisata mangrove ini untuk kerja bakti.

Mengapresiasi upaya Deris dan kelompoknya (foto: Kamaruddin Azis)
Mengapresiasi upaya Deris dan kelompoknya (foto: Kamaruddin Azis)
Pesona bersambut

Optimisme Deris dan Kris itu nampaknya akan jadi kenyataan. Ke depan, beragam aktivitas lingkungan, sosial, ekonomi akan paralel dengan pengelola ekowisata mangrove Oesapa ini. Hingga kini, banyak sekali warga Kupang yang datang berekreasi ke sini.  “Banyak sekali, ada untuk foto pra-wedding, pengambilan gambar vocal grup, video shooting, mereka bayar hingga 100ribu sekali datang,” terang Deris.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun