Mohon tunggu...
Kamaruddin Azis
Kamaruddin Azis Mohon Tunggu... Konsultan - Profil

Lahir di pesisir Galesong, Kab. Takalar, Sulsel. Blogger. Menyukai perjalanan ke wilayah pesisir dan pulau-pulau. Pernah kerja di Selayar, Luwu, Aceh, Nias. Mengisi blog pribadinya http://www.denun89.wordpress.com Dapat dihubungi di email, daeng.nuntung@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Optimisme dari Pesisir Lobar

22 Mei 2016   14:39 Diperbarui: 22 Mei 2016   15:10 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana sekitar pesisir Lobar (foto: Kamaruddin Azis)

Dekat dengan bibir pantai Senggigi nan eksotik ternyata belum memberikan rasa nyaman bagi ratusan nelayan di Desa Batu Layar Barat, Lombok Barat. Mereka merasa merana sebab akses mencari hasil laut kian sempit dan terbatas. Maraknya pembangunan fisik belaka di destinasi wisata favorit di Lombok itu belum berdampak nyata bagi komunitas pesisir di desa berpenduduk 6.299 jiwa ini.

***

“Olehnya itu, kami masukkan desa bapak-ibu ke dalam lokasi program tahun 2016 melalui CCDP ini,” kata Kadis Kelautan dan Perikanan Lombok Barat (Lobar), H. Subandi di depan dua puluhan warga desa setempat, 29/03/2016. Subandi hadir didampingi Susilawaty dan Muslim dari unit pelaksana kegiatan hasil kerjasama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dengan International Funds for Agricultural Development (IFAD) yang berbasis di Roma, Italia.

Tahun ini adalah tahun keempat proyek pengembangan masyarakat pesisir atau (CCDP) di Lombok Barat. Sebuah upaya mendongkrak kualitas hidup masyarakat pesisir. Sebagaimana diketahui posisi indeks pembangunan manusia (IPM) Lombok Barat relatif rendah dibanding kabupaten lainnya di Indonesia sehingga perlu didongkrak. Meski memiliki Pantai Senggigi yang menerima banyak wisatawan ternyata belum berimplikasi signifikan pada kualitas sosial ekonomi setempat.

Menurut laporan Dinas setempat, nelayan Lombok Barat dibedakan jadi tiga kategori yaitu yang bekerja di pantai; lepas pantai, dan laut lepas. Yang di pantai merupakan nelayan tradisional karena merupakan nelayan dengan alat tangkap sederhana, perahu kayu tradisional ukuran panjang 5-7 meter. Kadang hanya menggunakan layar atau kadang dengan mesin tempel/ketinting 5 PK. Alat tangkap yang dipergunakan pun hanya gillnet dan pancing dasar.

Kadis Kelautan dan Perikanan Lombok Barat (foto: Kamaruddin Azis)
Kadis Kelautan dan Perikanan Lombok Barat (foto: Kamaruddin Azis)
Subandi menegaskan pelaksanaan program CCDP telah berjalan lancar dan mendapat apresiasi beragam pihak. Subandi mengajak warga Batu Layar Besar untuk mulai memikirkan usaha apa yang bisa sejalan dengan kebjakan Pemerintah Lombok Barat terutama bidang kelautan dan perikanan di pesisir Lobar.

Pandangan Sang Kadis sesuai hasil survey tahunan program IFAD yang menemukan fakta bahwa para penerima bantuan terutama nelayan dan komunitas perempuan telah terdongkrak pendapatannya. Laporan survey hasil tahunan, AOS-2015 merilis; Di Lombok Barat, ikan hasil tangkapan yang semula dengan pancing hanya 1-2 kilogram setelah mendapat bantuan perahu rerata memperoleh 3-5 kilogram. Nelayan kepiting rajungan, jika sebelumnya hanya mendapat 1 kilogram, setelah dibantu bisa hingga 3 kilogram.  

“Komitmen masyarakat untuk menabung mulai muncul, penerima bantuan menyisihkan 2ribu rupiah setiap berat kilogram hasil tangkapan,” imbuh Muslim yang telah mengawal program ini sejak tahun 2013. Hingga kini total tabungan keseluruhan kelompok di Lombok Barat sebesar Rp. 96,950,000,-.  

Dengan memanfaatkan momentum CCDP-IFAD yang akan berlangsung hingga tahun depan ini, Pemkab Lombok Barat amat optimis dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat pesisir. Dengan luas wilayah kabupaten 2.216,11 Km2 dan luas Perairan 1.382,4 km2 atau 62 %, peluang intensifikasi dan ekstensifikasi kegiatan usaha dan jasa kelautan perikanan akan sangat terbuka.

Penulis bersama Kades Batu Layar Barat dan Muslim (foto: istimewa)
Penulis bersama Kades Batu Layar Barat dan Muslim (foto: istimewa)
Dalam tahun 2013 bantuan telah menyasar 143 kelompok yaitu kelompok yang memfasilitasi pengambilan keputusan tingkat desa secara demokratis terkait usaha dan pengelolaannya, ada pula berkaitan infrastruktur (9 kelompok), pengelola sumberdaya pesisir dan laut 9 kelompok, sebanyak 68 kelompok nelayan atau 47,55%, pembudidaya sebanyak 22, pengolah hasil perikanan 21 kelompok dan kelompok pemasar sebanyak 5 kelompok atau 3,50%. Secara akumulatif, jumlah kelompok penerima bantuan sejak tahun 2013 sebanyak 96 kelompok, tahun 2014 sebanyak 5 kelompok, tahun 2015 sebanyak 42.

“Tahun ini kita perluas lokasi, semoga dapat meningkatkan pendapatan warga pesisir di desa baru,” seru Subandi optimis. Optimisme itu didasari antusiasme dan partisipasi warga yang tersebar ke dalam kelompok program CCDP-IFAD tiga tahun sebelumnya.

Menurut Dr. Sapta Putra Ginting, sekretaris eksektuif PMO-CCDP, Lombok Barat adalah satu dari 13 kabupaten yang mendapat bantuan CCDP dan atas hasil evaluasi IFAD menempatkan Lombok Barat dengan penilaian memuaskan. Ada dua alasan yaitu, berhasil melakukan mobilisasi sosial dan pola keberpihakan yang tidak membedakan jenis kelamin dalam pelaksanaan program.

Apa yang disampaikan Sapta ini dikuatkan oleh Herniati, ketua kelompok pengolahan hasil perikanan ‘Putri Pesisir Mandiri di Desa Lembar Selatan. Menurutnya, program ini telah memberikan manfaat yang besar bagi perkembangan ekonomi maupun pengetahuan/skill masyarakat pesisir khususnya yang ada di Lombok Barat.  “Dahulunya kami hanya andalkan penghasilan suami, kini kami dapat menghasilkan penghasilan sendri dengan membuat krupuk ikan. Meski tak banyak, ini sangat membantu penghasilan rumah tangga kami. Bahkan memiliki tabungan,” katanya.

Perempuan lainnya bernama Rafaah, ketua kelompok ‘’Putri Dayung’’ mengatakan sentuhan program CCD-IFAD ini telah dapat mengantarkan kelompoknya di Desa Labuan Tereng ini sebagai kelompok usaha mandiri yang memproduksi krupuk teripang, krupuk kulit rajungan dan terasi.

Muslim dan Sahdan saat memfasilitasi pertemuan (foto: Kamaruddin Azis)
Muslim dan Sahdan saat memfasilitasi pertemuan (foto: Kamaruddin Azis)
Menatap masa depan

Hasil pantauan Dinas Kelautan dan Perikanan Lombok Barat menemukan fakta bahwa saat paceklik atau musim badai warga pesisir memilih menjadi tukang ojek, memanjat kelapa, petani penggarap jagung atau singkong atau kedelai, membuat batu bata, buruh pelabuhan, memperbaiki jaring, pengantar turis hingga buruh bangunan. Pilihan itu ditempuh sebab terbatasnya akses dan sarana prasarana produksi berbasis perikanan kelautan.

“Banyak nelayan tidak punya perahu, kalaupun ada, perahu kecil tanpa mesin. Sebagai nelayan kami sangat tertarik ikut program ini,” kata salah seorang warga yang mengaku datang dari Dusun Batulayar Utara. Tahun ini Desa Batu Layar Barat akan menjadi lokasi baru bersama 72 desa lainnya di seluruh Indonesi. Menyusul 180 desa/kelurahan serta 1.677 kelompok atau sekitar 16,000 ribu warga yang telah memperoleh manfaatnya di lokasi program.

“Bapak-ibu mau maju juga? Mau membangun desa? Mari kita satukan semangat membangun potensi pesisir dan laut Desa Batu Layar Barat,” seru Muslim berapi-api mendahului paparan Kadis Subandi.  Muslim yang merupakan anggota unit pelaksana program CCDP-IFAD Kabupaten Lombok Barat sedang membakar semangat calon penerima bantuan.

Sementara itu, Ir. Sahdan, konsultan CCDP menyatakan bahwa tahun ini ada 6 desa yang menjadi target lokasi baru termasuk Batu Layar Barat. Penulis yang sempat didapuk sebagai narasumber di kegiatan ini menyatakan bahwa masyarakat Lombok terkenal punya kekerabatan sosial yang kuat, kompak, ada organisasi adat, ini akan semakin berdaya guna jika ada perhatian pemerintah seperti sekarang ini.

 “Ke depan, kuncinya sederhana, perkuat saja kerjasama. Mulai bicarakan jenis kegiatan apa yang cocok dengan bapak-ibu. Perikanan tangkap boleh, infrastruktur ekowisata boleh, pemasaran produk, semua harus aktif termasuk ibu-ibu. Ajak juga pak Kades untuk membahas bagaimana baiknya,” pungkas Muslim sembari melirik kepada Desa Batu Layar Barat.

Suasana saat Kepala Desa Batu Layar Barat menyampaikan harapannya (foto: Kamaruddin Azis)
Suasana saat Kepala Desa Batu Layar Barat menyampaikan harapannya (foto: Kamaruddin Azis)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun