Sebagian kecil lainnya, Alhamdulillah merupakan buku karangan sendiri. Paling tidak, kumpulan tulisan Bang Nur yang sudah dijadikan buku, juga buku antologi yang dikerjakan secara ramai-ramai, atau sekedar Bang Nur sebagai editornya.Â
*****
Terus terang Bang Nur sejak lama memang mempunyai obsesi mempunyai rumah baca sendiri. Itu bermula ketika sekitar 40 tahun lalu di Mandai, pinggiran kota Makassar, Sulawesi Selatan, Bang Nur tenggelam bersama buku-buku bacaan.Â
Buku-buku tersebut, tidak lain adalah buku inpres yang didrop ke ruang kantor ayah saya, Haji Muhammad Bakri Puang Boko di P&K (sekaranag Diknas) Kabupaten Maros Sulawesi Selatan. Saat itulah muncul kegemaran saya membaca apa saja, termasuk saat itu majalah "Kuncung", dan buku-buku serial petualangan.
Karena sering membaca, tulisan di buku-buku tadi, menghilhami tulisan cerita anak-anak yang saya buat kemudian dimuat di koran tertua di Indonesia Timur, kini sdh almarhum yakni PEDOMAN RAKYAT.Â
Kegemaran membaca ini berlanjut hingga ke bangku kuliah di Institut Agama Islam Negeri-IAIN (kini Universitas Islam Negeri-UIN) Alauddin Makassar, bahkan hingga sekarang, dalam mengisi hari-hariku sebagai jurnalis di Harian Sore TERBIT (Poskota Grup) hingga era 2014 silam.Â
Selanjutnya Bang Nur pensiun dari media cetak surat kabar dan jadi editor di beberapa media online. Ini atas budi baik teman-teman wartawan yang sudah jadi pengusaha media. Mereka mungkin kasihan kalau harus menganggur.Â
Dari dulu, memang obsesi Bang Nur ingin punya perpustakaan sendiri, dimana orang sekitar bisa dengan mudah memperoleh bacaan. Ya semacam taman bacaanlah. Sekarang setelah 50 tahun kemudian, obsesi tersebut baru bisa saya wujudkan. Itupun harus memanfaatkan bekas garasi rumah di Wisma Jaya, Bekasi Timur, Kota Bekasi, yang sudah lama kosong -- karena memang sudah tidak punya mobil -- yang disulap jadi perpustakaan mini sekaligus merangkap taman bacaan.
Koleksi bukunya masih sedikit karena memang hanya mengandalkan koleksi pribadi. Baik yang dikumpulkan selain dari hasil pembelian di toko buku, pameran buku murah, bazaar buku langka, juga diperoleh karena rajin menghadiri acara peluncuran buku baru dan bedah buku.
Yang terakhir ini, jelas diperoleh secara gratis, cuma-cuma, langsung dari penerbit dan pengarangnya.
Untuk menambah wawasan Bang Nur mengenai bagaimana mengelola taman bacaan, atau lebih luas lagi mengelola perpustakaan untuk umum, juga "dibela-belain" datang ke setiap seminar, workshop, diskusi tentang perpustakaan.Â