Mohon tunggu...
Nur Terbit
Nur Terbit Mohon Tunggu... Jurnalis - Pers, Lawyer, Author, Blogger

Penulis buku Wartawan Bangkotan (YPTD), Lika-Liku Kisah Wartawan (PWI Pusat), Mati Ketawa Ala Netizen (YPTD), Editor Harian Terbit (1984-2014), Owner www.nurterbit.com, Twitter @Nurterbit, @IniWisataKulin1, FB - IG : @Nur Terbit, @Wartawan Bangkotan, @IniWisataKuliner Email: nurdaeng@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Lagu Religi Itu Mengingatkan Kematian

26 Maret 2024   23:58 Diperbarui: 27 Maret 2024   00:04 850
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu, bulan Ramadan juga dikenal sebagai bulan yang sudah disebutkan dalam kitab suci Al Qur'an sebagai bulan yang penuh dengan pengampunan, penuh berkah dan bertabur pahala. 

Di beberapa daerah di tanah air, berlangsung tradisi bagaimana masyarakat Muslim menjemput Ramadan, dan mengantar bulan suci ini meninggalkan kita semua setelah memasuki 1 Syawal untuk merayakan lebaran Idulfitri. 

Tahun ini 2024 Masehi atau bertepatan dengan 1445 Hijriah, prosesi menjemput dan mengawal pulang bulan Ramadan akan kembali berlangsung. 

Para kaum lansia atau manula, terutama di daerah yang suasana religiusnya masih kental, akan gampang ditemui bagaimana kaum lansia atau manula ini "menangis" karena sebentar lagi Ramadan berakhir. 

"Saya melihat sendiri bagaimana kaum bapak-bapak lansia itu di kampung saya, menangis terisak-isak karena Ramadan akan segera berlalu diganti suasana lebaran," kata Daeng Tika, perantau asal Makassar, Sulawesi. Selatan. 

Mereka sedih karena merasa diri kurang yakin, apakah masih bisa bertemu dengan bulan Ramadan tahun depan? Siapa tahu tahun Ramadan tahun 2024 ini, adalah Ramadan terakhir bagi mereka? 

Suasana sedih yang diliputi rasa kehilangan pada saat suasana Ramadan yang akan segera berakhir ini, mengingatkan akan peristiwa kehilangan anggota keluarga, justeru di bulan Ramadan. 

Contohnya seperti ini. Betapa sedihnya perasaan seseorang jika memasuki Ramadan hingga menyusul Lebaran, tanpa kehadiran ayah, ibu, anak, isteri, suami, saudara di samping kita berpuasa di bulan Ramadan. 

Kesedihan seperti itu, umumnya dirasakan kaum perantau yang karena sesuatu hal, terpaksa tidak bisa mudik pulang kampung, berkumpul dengan keluarga sambil merayakan hari lebaran denhan orangtua, sanak saudara dan lain-lain. 

Situasi yang sama pernah juga dirasakan Bang Nur ketika kehilangan orangtua yang disayangi di kampung, justeru saat merayakan lebaran. Atau kehilangan adik, kakak, sepupu, kakek, nenek, paman, tante disaat Ramadan. 

Maka, Pasha Ungu atau nama lengkapnya Sigit Purnomo Syamsuddin Said dalam lirik lagunya "Andai Ku Tahu" seperti di bawah ini ;

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun