Mohon tunggu...
Nur Terbit
Nur Terbit Mohon Tunggu... Jurnalis - Pers, Lawyer, Author, Blogger

Penulis buku Wartawan Bangkotan (YPTD), Lika-Liku Kisah Wartawan (PWI Pusat), Mati Ketawa Ala Netizen (YPTD), Editor Harian Terbit (1984-2014), Owner www.nurterbit.com, Twitter @Nurterbit, @IniWisataKulin1, FB - IG : @Nur Terbit, @Wartawan Bangkotan, @IniWisataKuliner Email: nurdaeng@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Lagu Religi Itu Mengingatkan Kematian

26 Maret 2024   23:58 Diperbarui: 27 Maret 2024   00:04 1118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lagu Religi Mengingatkan Saat Kehilangan Orang yang Dicintai

Lagu religi Islami merupakan lagu yang terikat ajaran-ajaran agama. d

Di mana dalam lagu tersebut, liriknya mengandung karisma tersendiri bagi pendengarnya.

Maka pada Selasa 26 March 2024 ini, Kompasiana menurunkan tema 

"Terngiang Lagu Religi" untuk ditulis rame-rame oleh para Kompasiana dalam program menulis maraton sebulan penuh tanpa bolong. 

Saat tulisan ini dibuat dan dimuat di Kompasiana, Selasa 26 Maret 2024, Alhamdulillah Bang Nur bersama saudara kita umat Islam di negeri ini yang menjalani ibadah puasa, sudah melewati hari ke-16. 

Dalam kondisi seperti ini dimana aroma lebaran Idulfitri sudah semakin tercium, telinga kita juga akan cepat akrab dengan lirik lagu religi yang setiap tahun selalu terdengar berkumandang: "lebaran sebentar lagi...."

Tidak heran jika para musisi kita, juga tergoda untuk ikut menggubah lagu religi ke dalam lagu ciptaannya, tanpa meninggalkan nuansa Ramadhan yang penuh berkah ini. 

Begitu juga dengan berbagai amalan ibadah, tidak bisa dengan mudah dilewatkan begitu saja. Maklum, bulan Ramadan juga dikenal sebagai bulan tempat dimana pada malam harinya, saat turunnya "Lailatul Qada".

Malam Lailatul Qadar adalah malam yang sangat istimewa bagi umat Muslim. Dengan melakukan amalan-amalan yang dianjurkan pada malam ini, umat Muslim dapat memperoleh pahala yang besar dan mendapatkan berbagai keberkahan dari Allah SWT.

Selain itu, bulan Ramadan juga dikenal sebagai bulan yang sudah disebutkan dalam kitab suci Al Qur'an sebagai bulan yang penuh dengan pengampunan, penuh berkah dan bertabur pahala. 

Di beberapa daerah di tanah air, berlangsung tradisi bagaimana masyarakat Muslim menjemput Ramadan, dan mengantar bulan suci ini meninggalkan kita semua setelah memasuki 1 Syawal untuk merayakan lebaran Idulfitri. 

Tahun ini 2024 Masehi atau bertepatan dengan 1445 Hijriah, prosesi menjemput dan mengawal pulang bulan Ramadan akan kembali berlangsung. 

Para kaum lansia atau manula, terutama di daerah yang suasana religiusnya masih kental, akan gampang ditemui bagaimana kaum lansia atau manula ini "menangis" karena sebentar lagi Ramadan berakhir. 

"Saya melihat sendiri bagaimana kaum bapak-bapak lansia itu di kampung saya, menangis terisak-isak karena Ramadan akan segera berlalu diganti suasana lebaran," kata Daeng Tika, perantau asal Makassar, Sulawesi. Selatan. 

Mereka sedih karena merasa diri kurang yakin, apakah masih bisa bertemu dengan bulan Ramadan tahun depan? Siapa tahu tahun Ramadan tahun 2024 ini, adalah Ramadan terakhir bagi mereka? 

Suasana sedih yang diliputi rasa kehilangan pada saat suasana Ramadan yang akan segera berakhir ini, mengingatkan akan peristiwa kehilangan anggota keluarga, justeru di bulan Ramadan. 

Contohnya seperti ini. Betapa sedihnya perasaan seseorang jika memasuki Ramadan hingga menyusul Lebaran, tanpa kehadiran ayah, ibu, anak, isteri, suami, saudara di samping kita berpuasa di bulan Ramadan. 

Kesedihan seperti itu, umumnya dirasakan kaum perantau yang karena sesuatu hal, terpaksa tidak bisa mudik pulang kampung, berkumpul dengan keluarga sambil merayakan hari lebaran denhan orangtua, sanak saudara dan lain-lain. 

Situasi yang sama pernah juga dirasakan Bang Nur ketika kehilangan orangtua yang disayangi di kampung, justeru saat merayakan lebaran. Atau kehilangan adik, kakak, sepupu, kakek, nenek, paman, tante disaat Ramadan. 

Maka, Pasha Ungu atau nama lengkapnya Sigit Purnomo Syamsuddin Said dalam lirik lagunya "Andai Ku Tahu" seperti di bawah ini ;

Andai ku tahu

Kapan tiba ajalku

Ku akan memohon

Tuhan, tolong panjangkan umurku

Andai ku tahu (ku tahu)

Kapan tiba masaku

Ku akan memohon

Tuhan, jangan Kau ambil nyawaku

Aku takut

Akan semua dosa-dosaku

Aku takut

Dosa yang terus membayangiku

Andai ku tahu

Malaikat-Mu 'kan menjemputku

Izinkan aku

Mengucap kata taubat pada-Mu

Aku takut

Akan semua dosa-dosaku

Aku takut

Dosa yang terus membayangiku

Ampuni aku

Dari segala dosa-dosaku

Ampuni aku

Menangis, ku bertaubat pada-Mu

Aku manusia (aku manusia)

Yang takut neraka

Namun aku juga (namun aku juga)

Tak pantas di surga

Andai ku tahu (ku tahu)

Kapan tiba ajalku

Izinkan aku

Mengucap kata taubat pada-Mu

Aku takut

Akan semua dosa-dosaku

Aku takut

Dosa yang terus membayangiku

Ampuni aku

Dari segala dosa-dosaku

Ampuni aku

Menangis, ku bertaubat pada-Mu

Sumber: Musixmatch. Penulis lagu: Sigit Purnomo Syamsuddin Said

Lirik "Andai Ku Tahu" dari Pt. Trinity Optima Publishing, Massive Music Entertainment. 

Demikianlah kisah ringan yang ditulis Bang Nur dengan tema

"Lagu Religi Islami". Lagu religi merupakan lagu yang terikat ajaran-ajaran agama di mana lagu tersebut mengandung karisma tersendiri bagi pendengarnya.

Semoga bermanfaat. Salam. 

Nur Terbit

ramadan bercerita 2024 ramadan bercerita 2024 hari 16

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun