Lagu Religi Mengingatkan Saat Kehilangan Orang yang Dicintai
Lagu religi Islami merupakan lagu yang terikat ajaran-ajaran agama. d
Di mana dalam lagu tersebut, liriknya mengandung karisma tersendiri bagi pendengarnya.
Maka pada Selasa 26 March 2024 ini, Kompasiana menurunkan temaÂ
"Terngiang Lagu Religi" untuk ditulis rame-rame oleh para Kompasiana dalam program menulis maraton sebulan penuh tanpa bolong.Â
Saat tulisan ini dibuat dan dimuat di Kompasiana, Selasa 26 Maret 2024, Alhamdulillah Bang Nur bersama saudara kita umat Islam di negeri ini yang menjalani ibadah puasa, sudah melewati hari ke-16.Â
Dalam kondisi seperti ini dimana aroma lebaran Idulfitri sudah semakin tercium, telinga kita juga akan cepat akrab dengan lirik lagu religi yang setiap tahun selalu terdengar berkumandang: "lebaran sebentar lagi...."
Tidak heran jika para musisi kita, juga tergoda untuk ikut menggubah lagu religi ke dalam lagu ciptaannya, tanpa meninggalkan nuansa Ramadhan yang penuh berkah ini.Â
Begitu juga dengan berbagai amalan ibadah, tidak bisa dengan mudah dilewatkan begitu saja. Maklum, bulan Ramadan juga dikenal sebagai bulan tempat dimana pada malam harinya, saat turunnya "Lailatul Qada".
Malam Lailatul Qadar adalah malam yang sangat istimewa bagi umat Muslim. Dengan melakukan amalan-amalan yang dianjurkan pada malam ini, umat Muslim dapat memperoleh pahala yang besar dan mendapatkan berbagai keberkahan dari Allah SWT.
Selain itu, bulan Ramadan juga dikenal sebagai bulan yang sudah disebutkan dalam kitab suci Al Qur'an sebagai bulan yang penuh dengan pengampunan, penuh berkah dan bertabur pahala.Â
Di beberapa daerah di tanah air, berlangsung tradisi bagaimana masyarakat Muslim menjemput Ramadan, dan mengantar bulan suci ini meninggalkan kita semua setelah memasuki 1 Syawal untuk merayakan lebaran Idulfitri.Â
Tahun ini 2024 Masehi atau bertepatan dengan 1445 Hijriah, prosesi menjemput dan mengawal pulang bulan Ramadan akan kembali berlangsung.Â
Para kaum lansia atau manula, terutama di daerah yang suasana religiusnya masih kental, akan gampang ditemui bagaimana kaum lansia atau manula ini "menangis" karena sebentar lagi Ramadan berakhir.Â
"Saya melihat sendiri bagaimana kaum bapak-bapak lansia itu di kampung saya, menangis terisak-isak karena Ramadan akan segera berlalu diganti suasana lebaran," kata Daeng Tika, perantau asal Makassar, Sulawesi. Selatan.Â
Mereka sedih karena merasa diri kurang yakin, apakah masih bisa bertemu dengan bulan Ramadan tahun depan? Siapa tahu tahun Ramadan tahun 2024 ini, adalah Ramadan terakhir bagi mereka?Â
Suasana sedih yang diliputi rasa kehilangan pada saat suasana Ramadan yang akan segera berakhir ini, mengingatkan akan peristiwa kehilangan anggota keluarga, justeru di bulan Ramadan.Â
Contohnya seperti ini. Betapa sedihnya perasaan seseorang jika memasuki Ramadan hingga menyusul Lebaran, tanpa kehadiran ayah, ibu, anak, isteri, suami, saudara di samping kita berpuasa di bulan Ramadan.Â
Kesedihan seperti itu, umumnya dirasakan kaum perantau yang karena sesuatu hal, terpaksa tidak bisa mudik pulang kampung, berkumpul dengan keluarga sambil merayakan hari lebaran denhan orangtua, sanak saudara dan lain-lain.Â
Situasi yang sama pernah juga dirasakan Bang Nur ketika kehilangan orangtua yang disayangi di kampung, justeru saat merayakan lebaran. Atau kehilangan adik, kakak, sepupu, kakek, nenek, paman, tante disaat Ramadan.Â
Maka, Pasha Ungu atau nama lengkapnya Sigit Purnomo Syamsuddin Said dalam lirik lagunya "Andai Ku Tahu" seperti di bawah ini ;
Andai ku tahu
Kapan tiba ajalku
Ku akan memohon
Tuhan, tolong panjangkan umurku
Andai ku tahu (ku tahu)
Kapan tiba masaku
Ku akan memohon
Tuhan, jangan Kau ambil nyawaku
Aku takut
Akan semua dosa-dosaku
Aku takut
Dosa yang terus membayangiku
Andai ku tahu
Malaikat-Mu 'kan menjemputku
Izinkan aku
Mengucap kata taubat pada-Mu
Aku takut
Akan semua dosa-dosaku
Aku takut
Dosa yang terus membayangiku
Ampuni aku
Dari segala dosa-dosaku
Ampuni aku
Menangis, ku bertaubat pada-Mu
Aku manusia (aku manusia)
Yang takut neraka
Namun aku juga (namun aku juga)
Tak pantas di surga
Andai ku tahu (ku tahu)
Kapan tiba ajalku
Izinkan aku
Mengucap kata taubat pada-Mu
Aku takut
Akan semua dosa-dosaku
Aku takut
Dosa yang terus membayangiku
Ampuni aku
Dari segala dosa-dosaku
Ampuni aku
Menangis, ku bertaubat pada-Mu
Sumber: Musixmatch. Penulis lagu: Sigit Purnomo Syamsuddin Said
Lirik "Andai Ku Tahu" dari Pt. Trinity Optima Publishing, Massive Music Entertainment.Â
Demikianlah kisah ringan yang ditulis Bang Nur dengan tema
"Lagu Religi Islami". Lagu religi merupakan lagu yang terikat ajaran-ajaran agama di mana lagu tersebut mengandung karisma tersendiri bagi pendengarnya.
Semoga bermanfaat. Salam.Â
Nur Terbit
ramadan bercerita 2024 ramadan bercerita 2024 hari 16
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H