"Habis bagaimana dong, susah dapat pinjaman uang dari tempat kerja apalagi istri hanya penjaga toko sembako dan saya hanya tukang parkir," kata teman, yang menolak disebut identitasnya.Â
Menurutnya, pernah dia mencoba seperti yang dilakukan tetangganya yang buka usaha home industri untuk mengajukan pinjaman ke bank, tapi ditolak. Usaha tak punya, apalagi aset yang bisa jadi agunan bank.Â
Sementara waktu, teman ini mencoba bertahan di pinjaman online. Namun lama kelamaan diam akhirnya tiba pada posisi terjebak. Cicilan pinjol menunggak, tagihan berdatangan hingga dept collector pun muncul silih berganti.Â
Dia baru merasakan betapa pusing dan repotnya ketika sidah benar-benar terjebak pinjaman online. Pelan-pelan perabot dan barang elektronik di rumahnya, habis diangkut paksa oleh petugas pinjol. Cara-cara orang pinjol, sudah seperti rentenir. Apa yang bisa diangkut, diangkut.Â
*****
Belajar dari kasus teman mantan karyawan perusahaan yang korban PHK ini, lalu beralih jadi petugas parkir sebuah mini market, banyak hikmah yang bisa dipetik dari pengalaman mereka terjerat pinjol.Â
Hikmahnya bahwa kita perlu mengatur dan menjaga kesehatan keuangan keluarga kita. Apa itu kesehatan keuangan? adalah kemampuan seseorang dalam menyeimbangkan kebutuhan finansial saat ini dan kebutuhan finansial di masa depan.Â
Selain semua itu, juga kemampuan seseorang untuk menghadapi hal-hal tak terduga dalam aktivitas keuangannya (Canada Financial Health Index, 2017).
Artinya, secara gampangnya, kesehatan finansial adalah kondisi di mana jumlah aset lebih banyak daripada utang. Maka pantas jika pengalaman teman di atas, bisa dijadikan sebagai contoh bagaimana mengelola keuangan keluarga.Â
Lalu bagaimana cara mengelola keuangan dengan baik? Berikut ini Bang Nur kutip artikel mengenai cara mengatur keuangan rumah tangga dari laman Mega Syariah.Â
Pertama-tama, hitung semua pendapatan. Selanjutnya kenali kebutuhan dan jeinginan, lalu tentukan prioritas keuangan, buat daftar pengeluaran bulanan.Â