Mohon tunggu...
Nur Terbit
Nur Terbit Mohon Tunggu... Jurnalis - Pers, Lawyer, Author, Blogger

Penulis buku Wartawan Bangkotan (YPTD), Lika-Liku Kisah Wartawan (PWI Pusat), Mati Ketawa Ala Netizen (YPTD), Editor Harian Terbit (1984-2014), Owner www.nurterbit.com, Twitter @Nurterbit, @IniWisataKulin1, FB - IG : @Nur Terbit, @Wartawan Bangkotan, @IniWisataKuliner Email: nurdaeng@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Ini Lokasi Ngabuburit Tempo Doeloe

16 Maret 2024   23:44 Diperbarui: 17 Maret 2024   00:16 717
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berdua istri di rumah adat Bugis-Makassar, anjungan Sulawesi Selatan, TMII Jakarta, era 1987-an (foto dok Nur Terbit) 

Ternyata, ngabuburit juga bermanfaat untuk menambah jejaring dengan melakukan silaturahmi kepada teman dan kerabat untuk menambah relasi maupun memunculkan peluang-peluang bisnis. Jadi, intinya ngabuburit bisa jadi ajang untuk tetap produktif. 

Nah, ada pertanyaan nakal nih dari netizen. Apa hukumnya ngabuburit bareng pacar? ciieh.... Menurut KH. Syamsul Ma'arif, sebenarnya hal itu (ngabuburit bersama pacar) adalah suatu hal yang bisa saja tidak membatalkan puasa.

"Akan tetapi bisa menggugurkan pahala puasa dan mengurangi nilai ibadah puasa yang dilakukan oleh pasangan tersebut, " kata Pak Kiai. 

Apakah ngabuburit dapat pahala?. Nah ini masih kata dari Pak Kiai. Mengisi waktu ngabuburit dengan berbagi takjil kepada orang yang sedang berpuasa bernilai pahala tinggi. 

Hal ini katanya, terdapat dalam hadis Rasulullah SAW: "Siapa yang membatalkan puasa orang lain, maka ia mendapatkan pahala puasa tanpa mengurangi pahala puasa orang yang bersangkutan".

Nah, demikianlah bagian daei tantangan menulis di aktivitas ngeblog maraton di Kompasiana untuk hari ke-6, pada Sabtu 16 Maret 2024. Terima kasih. 

Salam : Nur Terbit

Berdua istri di rumah adat Bugis-Makassar, anjungan Sulawesi Selatan, TMII Jakarta, era 1987-an (foto dok Nur Terbit) 
Berdua istri di rumah adat Bugis-Makassar, anjungan Sulawesi Selatan, TMII Jakarta, era 1987-an (foto dok Nur Terbit) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun