Mohon tunggu...
Nur Terbit
Nur Terbit Mohon Tunggu... Jurnalis - Pers, Lawyer, Author, Blogger

Penulis buku Wartawan Bangkotan (YPTD), Lika-Liku Kisah Wartawan (PWI Pusat), Mati Ketawa Ala Netizen (YPTD), Editor Harian Terbit (1984-2014), Owner www.nurterbit.com, Twitter @Nurterbit, @IniWisataKulin1, FB - IG : @Nur Terbit, @Wartawan Bangkotan, @IniWisataKuliner Email: nurdaeng@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Ini Lokasi Ngabuburit Tempo Doeloe

16 Maret 2024   23:44 Diperbarui: 17 Maret 2024   00:16 717
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berdua istri di rumah adat Bugis-Makassar, anjungan Sulawesi Selatan, TMII Jakarta, era 1987-an (foto dok Nur Terbit) 

*****

Seperti yang Bang Nur ungkapkan di atas, ketika pertama kali menginjakkan kaki di Jakarta era 1980-an, saya "menumpang" di satu rumah di Tanjung Priok, Jakarta Utara, milik keluarga yang sekampung di Sulawesi Selatan. 

Tempat ngabuburit kami di era 1980-an itu, kebetulan masih ada yang namanya Pantai Sampur. Salah satu destinasi murah meriah yang favorit untuk ngabuburit, sebelum ditutup dan dijadikan Terminal Peti Kemas (kontainer) sekarang ini. 

Di sini juga ada Pasar Ular, tempat produk impor yang dijual dengan harga miring. Entah dari mana awalnya hingga pasar ini dilekatkan nama "ular". Yang pasti, setiap kali Ramadan, maka di sinilah lokasi favorit tempat muda-mudi, juga anggota keluarga, ngabuburit menunggu beduk Magrib. 

Selain Pasar Ular di Sampur Jakarta Utara, ada juga yang memilih ngabuburit di Marunda, bagian utara di wilayah Kecamatan Cilincing, tempat rumah bersejarah dari tokoh Betawi, Si Pitung. Atau balik ke Gelanggang Remaja, di samping kantor Wali Kota, tempat para seniman muda bermarkas dan bergiat seni. 

Ada juga lokasi ngabuburit yang lebih bergengsi. Yakni di tempat wisata Ancol. Di sini sepanjang tepi pantai menghadap ke Teluk Jakarta  ramai pengunjung ngabuburit. Atau ngumpul di arena terbuka di Pasar Seni, sambil menunggu buka puasa dan sering juga ada konser musik. Genre musik Jazz, salah satu yang banyak diminati. 

Tidak jauh dari daerah Ancol, ada juga yang namanya Pelabuhan Sunda Kelapa di Kecamatan Penjaringan. Di sini panoramanya cukup menarik untuk dijadikan obyek ngabuburit selain berwisata. Ada deretan Perahu Pinisi khas Bugis-Makassar sandar di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara. Juga ada tempat makan. 

Jika ada waktu, Bang Nur "nyelonong" ke rumah paman di Bandung mengisi liburan Ramadan. Beliau tinggal di daerah Cijerah, Cimahi dan waktu itu masih akrif sebagai anggota Provost TNI AU. 

Adapun lokasi pilihan favorit untuk ngabuburit, adalah Alun-alun di depan Masjid Agung sambil menunggu buka puasa. Dari pamanlah yang ngajak ke Alun-alun. Jika malam hari, bisa nonton film gratis di bioskop yang ada di sekitar Alun-alun. Biasa, jatah preman hehe... 

*****

Bicara soal tradisi ngabuburit di Indonesia, juga terus berkembang seiring perkembangan zaman. Maka ngabuburit pun menjadi tren dan tradisi tersendiri oleh masyarakat Indonesia sampai sekarang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun