Banyak kisah menarik di sini, maksudnya Bandara Sultan Hasanudin. Misalnya kenapa masih sering orang menyebut Bandara Makassar, padahal lokasinya di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan?
Sama dengan bandara lain. Misalnya Bandara Juanda Surabaya, padahal adanya di Kabupaten Sudiarjo, Jawa Timur. Begitu juga Bandara Soekarno Hatta Jakarta, eh lokasinya di Tangerang, Banten, dan lainnya.
Kisah menarik di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar di Maros ini menurut saya, ketika terjadi perluasan bandara ini.
Di mana sebagian sawah warisan kakek terkena proyek untuk runway-nya atau landasan pesawat. Alhamdulillah gara-gara perluasan bandara, keluarga besar saya bisa ramai-ramai naik haji.
Tapi gara-gara perluasan
Bandara Sultan Hasanuddin ini pula, banyak oknum pejabat di daerah ini yang terpaksa masuk penjara gara-gara korupsi uang perluasan bandara hahaha.....
Masih di area Bandara Sultan Hasanuddin Sulawesi Selatan ini, persis di luar pagar tembok bandara tempat pesawat landing, ada lahan seluas 7-10 hektar berupa Taman Pemakaman Umum (TPU). Nah itulah TPU Sudiang.
Lahan TPU Sudiang ini dibebaskan oleh Pemerintah Kota Makassar dalam 3 (tiga) tahap. Untuk tahap pertama era Wali Kota Ilham Arief Sirajuddin, tahap kedua oleh Wali Kota Moch Ramdhan Pomanto atau dikenal dengan nama Danny Pomanto.Â
Ketika tahap ketiga, dan masih era Danny Pomanto tahun 2015, malah macet pembayaran ganti ruginya. Dengan berbagai alasan, Pemkot Makassar beralih ke Moncongloe Kabupaten Maros membebaskan lahan TPU baru pengganti TPU Sudiang. Akibatnya sudah 8 (delapan) ini belum tuntas juga ganti ruginya. Seperti pernah saya bikin video YouTube di bawah ini:Â
Saya pernah menulis kisahnya di blog, tapi hanya sebagian. Setelah tulisan Omjay ini saya baca, merangsang saya untuk menulis lagi cerita korupsi di balik perluasan bandara Hasanuddin ini. Insya Allah. Tks Omjay. Salam...