*****
Kami berangkat usai sholat Subuh dari komplek perumahan dosen Universitas Hasanuddin (Unhas) di Antang, dengan kendaraan pribadi ke dermaga perahu bermotor depan Fort Rotterdam (Benteng Ujung Pandang).
Di dermaga bernama "Panynyua" (penyu, bahasa Makassa, istilah Benteng Ujungpandang karena berbentuk penyu) ini, sudah siap sejumlah perahu bermotor.
Mereka siap akan mengangkut wisatawan domestik ke beberapa obyek wisata pulau. Termasuk tujuan "Gustalcom", komunitas pecinta renang ini.
Antata lain perahu akan siap pengangkut wisatawan lain dengan tujuan Pulau Kahyangan, Pulau Lae -lae, Pulau Terluar dan termasuk Pulau Gusung.
Kami menumpang perahu bermotor dengan boot drivernya Daeng Ladja. Tarif Rp25.000/penumpang pergi-pulang. Sedang retribusi masuk ke dalam dermaga bertarif Rp2000/orang.
Waktu tempuh perahu bermotor dari dermaga "Panynyua" di depan Fort Rotterdam ke pulau Gusung, kira-kira 30 menit. Maksimal penumpang perahu 10 orang termasuk boot drivernya. Kami duduk di bangku posisi depan, biar bebas mengambil gambar.
Tiba di Pulau Gusung, sudah banyak anggota komunitas 1Gustalcom (Gusung Tallang Community) yang tiba lebih awal. Di sini kami diperkenalkan oleh Prof Gemini Alam, salah satu anggota komunitas kepada para anggotanya.
Ternyata, anggota Gustalcom ini bukan orang biasa. Bukan juga guru biasa, tapi umumnya guru besar (profesor), ya paling kecil, minimal bergelar doktor (S3). Wow..bikin minder.
Gustal Comunity ini beranggotakan 92 orang. Sekitar 20 orang di antaranya hadir Kamis pagi itu di Pulau Gusung. "Kita akan berenang, Snokling hingga ke mercusuar," kata Prof Gemini Alam, guru besar dan mantan Dekan Fakultas Farmasi. Universitas Hasanuddin.
Di antara anggotanya yang "luar biasa" itu, disebutkan hari itu :