Sebagai wartawan dengan latar belakang media cetak, tentu saya harus banyak belajar. Ya, ikut bergabung di komunitas blogger (penulis blog). Bahkan terakhir, ikut masuk ke dalam kelompok CC, profesi baru yang cukup menjanjikan dari segi ekonomi ini. Lumayan bisa beli quota internet atau pasang Wi-Fi di rumah. Ada yang berpenghasilan 10-100 juta rupiah per bulan. Wow...
Nah, di era digital sekarang ini, memang perlu ada wadah khusu bagi penulis, baik yang senior maupun pemula, untuk menyalurkan bakat menulis, menyampaikan gagasan dan pendapat, atau latihan bagi penulis pemula.
Jadi tidak semata-mata "berkoar-koar" di media sosial (Twitter, Facebook, Instagram, Tiktok, YouTube dlsb) yang kadang2 hoax, nyinyir dan cenderung menyebar ujaran kebencian. Saatnya kini kita harus berinternet, bermedia sosial secara sehat, dengan akal sehat, dan status santun serta menginspirasi pembaca.
Ayo kita berliterasi secara positif. Semangat terus dalam menulis. Alhamdulillah dari kegiatan menulis di sejumlah platform blog di atas, dan bergabung di komunitas dengan sesekali tampil sebagai pembawa materi, sudah terkumpul puluhan tulisan kemudian dibukukan.
Sampai hari ini, sedikitnya lebih dari 10 (sepuluh) judul buku sudah diterbitkan penerbit dari hasil kumpulan tulisan yang tercecer.Â
Kumpulan tulisan tersebut sebelumnya sudah dimuat di sejumlah platform blog. Selain buku antologi  (bunga rampai, kumpulan tulisan sejumlah penulis atau keroyokan.
Tiga di antaranya adalah full tulisan sendiri, yakni dengan judul: "Lika-Liku Kisah Wartawan" (PWI Pusat, 2020), "Wartawan Bangkotan" (YPTD, 2020), "Mati Ketawa Ala Netizen" (YPTD, 2020) dan lain-lain.
Salam dari #nurterbit, Bekasi, Minggu 23072023.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H