SERUNYA MENULIS DI BLOGDETIK, KOMPASIANA, KUMPARAN, VIVA, PRMN, PROMEDIA HINGGA YPTD - Catatan : Nur TerbitÂ
Beberapa foto kenangan yang ada di status Facebook (FB) ini, adalah aktivitas saya dan teman2 sewaktu masih aktif mengisi acara pelatihan menulis di kelas pertemuan bulanan BlogDetik (Detik.com grup), Jl. Warung Buncit, Jakarta Selatan.
Saya Nur Terbit misalnya, sebagai narasumber dengan materi teknik menulis untuk dimuat di media massa, Daeng Ulish Anwar dengan teknik public speaking, dan almarhum Dian Kelana dengan teknik fotografi. Banyak lagi teman lainnya sebagai narasumber.
Sayangnya tempat kumpul para penulis blog ini sudah tiada. Setelah BlogDetik ditutup dan sudah almarhum, teman-teman penulis yang dulu aktif menulis seperti kami ini, kemudian berpencar di sejumlah platform blog yang serupa di sejumlah media.
Di platform blog serupa tersebut, eh kami bertemu lagi. Misalnya di Kompasiana punya Kompas Grup, kumparan, atau blog keroyokan punya Republika, Indonesiana punya Majalah Tempo, atau di Viva dari grup TvOne dan lain-lain.
Selanjutnya setelah masuk era digital, dimana kemudian era media cetak (koran atau surat kabar, majalah, tabloid) terpinggirkan, kini bermunculan website, portal berita versi media online, yang melibatkan content creator (CC) sebagai penulis.
Era media online melibatkan ribuan tenaga CC dan ratusan webs ini, bisa disebutkan antara lain yang cukup besar seperti PRMN (grup Pikiran Rakyat Bandung), ProMedia (dikelola Agus Zoelis Triyono, mantan wartawan Kompas dan PRMN), atau komunitas YPTD - Terbitkan Buku Seikhlasnya (dikelola Thamrin Dahlan) dan lain-lain.
Sebagai wartawan dengan latar belakang media cetak, tentu saya harus banyak belajar. Ya, ikut bergabung di komunitas blogger (penulis blog). Bahkan terakhir, ikut masuk ke dalam kelompok CC, profesi baru yang cukup menjanjikan dari segi ekonomi ini. Lumayan bisa beli quota internet atau pasang Wi-Fi di rumah. Ada yang berpenghasilan 10-100 juta rupiah per bulan. Wow...
Nah, di era digital sekarang ini, memang perlu ada wadah khusu bagi penulis, baik yang senior maupun pemula, untuk menyalurkan bakat menulis, menyampaikan gagasan dan pendapat, atau latihan bagi penulis pemula.
Jadi tidak semata-mata "berkoar-koar" di media sosial (Twitter, Facebook, Instagram, Tiktok, YouTube dlsb) yang kadang2 hoax, nyinyir dan cenderung menyebar ujaran kebencian. Saatnya kini kita harus berinternet, bermedia sosial secara sehat, dengan akal sehat, dan status santun serta menginspirasi pembaca.
Ayo kita berliterasi secara positif. Semangat terus dalam menulis. Alhamdulillah dari kegiatan menulis di sejumlah platform blog di atas, dan bergabung di komunitas dengan sesekali tampil sebagai pembawa materi, sudah terkumpul puluhan tulisan kemudian dibukukan.
Sampai hari ini, sedikitnya lebih dari 10 (sepuluh) judul buku sudah diterbitkan penerbit dari hasil kumpulan tulisan yang tercecer.Â
Kumpulan tulisan tersebut sebelumnya sudah dimuat di sejumlah platform blog. Selain buku antologi  (bunga rampai, kumpulan tulisan sejumlah penulis atau keroyokan.
Tiga di antaranya adalah full tulisan sendiri, yakni dengan judul: "Lika-Liku Kisah Wartawan" (PWI Pusat, 2020), "Wartawan Bangkotan" (YPTD, 2020), "Mati Ketawa Ala Netizen" (YPTD, 2020) dan lain-lain.
Salam dari #nurterbit, Bekasi, Minggu 23072023.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H