Mohon tunggu...
Nur Terbit
Nur Terbit Mohon Tunggu... Jurnalis - Pers, Lawyer, Author, Blogger

Penulis buku Wartawan Bangkotan (YPTD), Lika-Liku Kisah Wartawan (PWI Pusat), Mati Ketawa Ala Netizen (YPTD), Editor Harian Terbit (1984-2014), Owner www.nurterbit.com, Twitter @Nurterbit, @IniWisataKulin1, FB - IG : @Nur Terbit, @Wartawan Bangkotan, @IniWisataKuliner Email: nurdaeng@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Makassar

Berita Kasus Lahir Dari Losari Makassar

17 Januari 2023   21:43 Diperbarui: 18 Januari 2023   01:21 1055
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nah, selama kurun waktu tahun 1980-1984 (setidaknya ketika saya bergabung sebagai koresponden), banyak kisah dan cerita serta berita yang lahir dari kantor Perwakilan Surat Kabar Harian Terbit & Pos Kota di tepi Pantai Losari ini. Sejumlah kasus besar yang tergolong "kakap" menghiasi lembaran halaman depan koran sore Harian Terbit Jakarta, yang dikirim dari laporan reporternya di Makassar.

Antara lain kasus pembunuhan Bupati Bone PB Harahap dan Sidang Kaseng Terdakwa Pembunuh Bupati Bone, kasus Korupsi Dana Reboisasi dan Sidang Terdakwa Dinas Kehutanan, Proyek Fiktif gedung SD Inpres dan gedung KUD, Penemuan Mayat Wanita Hamil Tanpa Kepala, Kisruh Pembebasan Ganti Rugi Proyek Gula Camming (Bone), Ganti Rugi Perumnas Sudiang,  Selingkuh oknum Bupati, Manipulasi APBD, hingga Komersialisasi Foto Gubernur dan lain-lain. 

Ya, semua ini ditulis oleh kami semua sebagai koresponden, alias wartawan yang menulis berita untuk koran nasional tapi meliput beritanya dari daerah.

Konten video tentang Pantai Losari di channel YouTube saya @ Nur Terbit, seperti di bawah ini :


Hijerah ke Jakarta Bergabung di Kantor Redaksi Pulogadung



Ketika tahun 1984 -- saya hijerah ke Jakarta dan Perwakilan Harian Terbit diteruskan oleh Ibu Bulkis, istri Pak Thahir Ramli (kini sudah sama-sama almarhum), saya bergabung ke kantor "pusat" Harian Terbit - Pos Kota Jakarta, hingga Februari 2014. Praktis bertahan selama 34 tahun. 

Menyusul kemudian dua rekan saya, Muhammad Said Mochtar dan Rabiatun Drakel, ikut hijerah ke Jakarta dan bergabung di kantor redaksi di Pulogadung, Jakarta Timur. Belakangan rekan Said, lebih fokus menjadi pengacara hingga sekarang, dan saya juga ikut terjangkit "virus" menjadi praktisi hukum tanpa berani meninggalkan dunia wartawan sedetik pun. Ciieeh....😃

Pantai Losari doeloe (atas, bawah) dan tanggul yang tersisa kini (foto dok : Adnan Muthalib dan Nur Terbit)
Pantai Losari doeloe (atas, bawah) dan tanggul yang tersisa kini (foto dok : Adnan Muthalib dan Nur Terbit)
Pantai Losari doeloe (atas, bawah) dan tanggul yang tersisa kini (foto dok : Adnan Muthalib dan Nur Terbit)
Pantai Losari doeloe (atas, bawah) dan tanggul yang tersisa kini (foto dok : Adnan Muthalib dan Nur Terbit)
Pantai Losari doeloe (atas, bawah) dan tanggul yang tersisa kini (foto dok : Adnan Muthalib dan Nur Terbit)
Pantai Losari doeloe (atas, bawah) dan tanggul yang tersisa kini (foto dok : Adnan Muthalib dan Nur Terbit)

Selanjutnya setelah Harian Terbit "dijual" pemiliknya dan sekarang sudah manajemen baru, kami semua yang di-PHK tetap berusaha bangkit untuk tetap "hidup" dengan mendirikan media baru, namun hanya bertahan 1-2 tahun menyusul terbatasnya modal dan munculnya era digital. Kini kami semua ikut trend jaman, menjadi wartawan (di antaranya jadi pemilik) dengan membuat sendiri media online.

Terus terang kenangan Pantai Losari masih tersimpan aman di dalam ingatan. Terutama bagi saya pribadi selama 4 tahun itu (1980-1984) saat masih berkantor di tepi Pantai Losari. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Makassar Selengkapnya
Lihat Makassar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun