HARMOKO, BM DIAH DAN WARTAWAN "MERDEKA"
(Oleh : Nur Terbit)
Kalau di tempat lain ada polisi nembak polisi, di sini ada wartawan "nembak" wartawan. Itulah yang dilakukan senior saya Bang Syahdanur wartawan yang tak kenal pensiun.
Bang Syahdanur ini, beliau adalah mantan wartawan senior harian "Merdeka" milik begawan media BM Diah, juga pernah satu tim dengan saya di "Harian Terbit" (Pos Kota Grup) milik Harmoko.Â
Harmoko (alm) sendiri yang mantan Menpen dan Ketua DPR MPR era Soeharto, juga berlatar belakang wartawan. Sebelum mendirikan koran Harian "Pos Kota" bersama alm H. Tahar dkk, Harmoko juga adalah "alumni" harian Merdeka-nya BM Diah.
Di koran harian "Merdeka" pula, saya banyak mengenal teman seperjuangan di lapangan dan "guru" jurnalistik saya. Ada yang sudah alih profesi, ada yang masih setia sebagai wartawan, juga tidak sedikit yang sudah almarhum.
Selain Bang Syahdanur misalnya, di sana ada Zulfa Basir Saut Pasaribu, Herman Godjang, Oesodo, Luqman Hakim Gayo, Cekwan Lubis, Slamet Siahaan, Maruli Ardi, Dwijo dan beberapa nama lagi yang saya sudah lupa.
Nah, semua kisah-kisah wartawan dan perjalanan koran harian "Merdeka" tersebut, ditulis langsung oleh para pelakunya dalam satu buku berjudul "Wartawan Bersuara Merdeka", edisi 2022.
Di buku tebal dengan jumlah halaman lebih dari 500-an ini, rupanya adalah buku kedua yang diterbitkan. Buku pertama berjudul "Aku Wartawan Merdeka". Bang Syahdanur adalah editornya bersama almarhum Neta S. Pane.