Bachtiar Sitanggang, mantan wartawan sekaligus pengacara senior ini juga pernah meluncurkan buku yang terdiri atas kumpulan tulisannya di berbagai media massa: "Negara & Hukum di Mata Wartawan - Advokat".
Bachtiar juga pernah menjadi kuasa hukum Susilo Bambang Yudhoyono dan Mahfud MD, mengaku masih belum apa-apa dibanding rekan sejawatnya.
Di belakang Bachtiar Sitanggang, menyusul yuniornya Upa Labuhari dan Edi Hardum dari koran yang sama: Sinar Harapan dan Suara Pembaruan. Wartawan "merangkap" pengacara. Kata merangkap, karena masih sering menulis seperti saya.
Juga, ada Wina Armada Sukardi (Kartini Grup), Kamsul Hasan Percoyok Yoyok, Bambang, Dwiyantoro (Pos Kota). Belakangan Bambang dan Dwi banting stir, dari wartawan ke pengacara dan sekarang lebih fokus jadi notaris.
Selain itu, ada bang Aldinar Sinaga (Berita Kota), Jonri Simanjuntak (Sinar Pagi), Agustin Lumbangaol (Koran Buana), dan satu-satunya wartawati jadi advokat adalah Andi Darti (majalah Ombudsman).
Masih dari background wartawan, ada Arman Suparman (Koran Satu) M Said Muchtar Muchtar, Udi Sarosa Advokat, alm Bastian Syamsu ketiganya dari Harian Terbit (selain saya dan Syafril), serta banyak lagi yang lain.
****
Yang pasti, kembali ke cerita awal di atas, pertemuan dua wartawan yang pengacara di pengadilan: saya dan Syafril, dari dulu hingga sekarang rasa-rasanya tak banyak yang berubah.Â
Kami berdua masih suka bercanda, tentu termasuk hari itu di pengadilan bercanda sambil bernostalgia. Bahkan ketika masuk waktu Dhuhur, dia jadi Imam dan saya Makmunnya di mesjid pengadilan.