Nah, menulislah judul artikel atau tulisan sesuai yang banyak muncul di Google. Itupun yang berlaku bagi judul, tema, konten jika kita "bermain" video di YouTube.Â
Saya sudah buktikan itu di YouTube.com/nurterbit channel pribadi saya (promosi sekalian hehe...).
Selain SEO, pengalaman saya sebagai wartawan yang terpaksa harus, mau tidak mau, beralih dari dunia cetak ke dunia digital akibat tuntutan zaman. Yakni soal penggunaan kata kunci (key word).Â
Apa itu kata kunci?
Jadi sekarang ini sebagai editor maupun sebagai content creator (CC), bukan lagi harus terikat dengan yang ada di KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), seperti ketika era media cetak tempo doeloe, atau zaman dahulu kala...(tua banget ya gua haha...).
Itu sebabnya jangan heran kalau judul berita artis, berita atau artikel perselingkuhan dan perceraian, tutorial membuat kue, mode pakaian terbaru, produk alat kecantikan, kehidupan artis dalam dan luar negeri (terutama Korea), lebih familiar dan populer di kalangan remaja putri dan emak-emak.Â
Dua jenis komunitas ini menurut beberapa survei, adalah yang paling banyak menggunakan sosial media.
Nah bisa saja, ini penyebab hingga mengalahkan jumlah pembaca kasus korupsi, penyelewangan, perpindahan Ibukota, Covid19 dan Omicron, presiden 3 periode, pemilu diundur dan lain-lain. Berani taruhan, berita tersebut minim pembaca deh. Kecuali ya para buzzer dan influencer bayaran mereka hehe...
Sekarang semuanya sudah bergeser. Ampun deh !! Itulah kemajuan IT. Yang gak ikut tren, akan ketinggalan jaman. Yang masih setia dengan mesin ketik era media cetak, sudah dianggap kampungan.Â
Tinggal kita sekarang bagaimana cara berdamai dengan era digital. Berinternet sehat, sambil memilih dan memilah mana fakta, mana opini dan mana hoax..