Mohon tunggu...
Nur Terbit
Nur Terbit Mohon Tunggu... Jurnalis - Pers, Lawyer, Author, Blogger

Penulis buku Wartawan Bangkotan (YPTD), Lika-Liku Kisah Wartawan (PWI Pusat), Mati Ketawa Ala Netizen (YPTD), Editor Harian Terbit (1984-2014), Owner www.nurterbit.com, Twitter @Nurterbit, @IniWisataKulin1, FB - IG : @Nur Terbit, @Wartawan Bangkotan, @IniWisataKuliner Email: nurdaeng@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Virus Corona (1) Memakai Masker Kita Terlihat Tua?

22 Agustus 2021   13:25 Diperbarui: 22 Agustus 2021   14:33 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ini cerita soal masker. Ternyata pemakaian masker di masa pandemi ini, apalagi dipakai dalam waktu agak lama, ya sudah saatnya ditinjau ulang. Kenapa?

Ternyata dengan memakai masker itu, orang akan terlihat lebih "dewasa" -- ya kalau tidak mau disebut terlihat "sudah tua".

Apa buktinya?

Putri saya  Siti Harfiah Nur (Fifi) yang Kompasianers-- juga saya sendiri -- punya pengalaman dalam memakai masker. 

Katanya, waktu pakai masker, orang di sekitarnya manggilnya "ibu". Giliran maskernya dibuka, eh disapa "mbak".

Di atas kereta Commuterline Jabodetabek, juga begitu. Karena pakai masker, putri saya yang masih gadis ini langsung dipersilahkan duduk. 

"Bu...duduk di sini Bu...", lalu si penumpang tersebut berdiri. Ikhlas benar memberikan tempat duduknya kepada putri saya yang bermasker. Dia dikiranya ibu-ibu hehe...

Berdua FIFI bermasker di atas kereta Commuterline Jabodetabek (foto dok Nur Terbit)
Berdua FIFI bermasker di atas kereta Commuterline Jabodetabek (foto dok Nur Terbit)

Giliran masker dibuka, ia tidak lagi disapa "ibu", tapi..."permisi mbak.. saya buru-buru..", sambil orang tersebut minta dibukakan jalan hehe...

Nah kan jauh antara "mbak" dengan "ibu"? Kalau "mbak", ya minimal masih jomblolah, masih muda, masih generasi Milenial. Ya, sepantaran mahasiswi gitulah. Masa depannya cerah hehe...

Tapi kalau disapa sebagai "ibu", ya ibu-ibu gimana gitu!!. Kesannya "emak-emak" banget gitu loh. Seperti orang yang naik motor lalu nyalain lampu sein kanan, tapi beloknya ke kiri. Emak-emak banget hahaha...

Mungkin itu sebabnya istri saya -- Bunda Sitti Rabiah, kebetulan juga Kompasianers  yang sehari-hari sebagai guru TK merangkap kepala sekolah -- dihadiahi masker oleh salah seorang murid TK-nya.

"Ini masker untuk ibu guru. Kalau masih mau lagi, nanti saya kasih lagi. Mama siapkan satu kardus untuk persediaan di dalam atas..", kata muridnya, yang sifat sosialnya boleh diacungi jempol itu. 

"Terima kasih ya nak...," kata istri saya kepada muridnya, sambil tak lupa memeluknya. Lalu segera dimasukkan masker pemberian tadi ke dalam tasnya.

Ibu guru TK Bunda Sitti Rabiah daring juga pakai masker (foto dok Nur Terbit)
Ibu guru TK Bunda Sitti Rabiah daring juga pakai masker (foto dok Nur Terbit)

Sampai di rumah, istri baru sadar begitu membuka isi tasnya. Ternyata masker pemberian muridnya tadi, adalah masker ukuran kecil, khusus untuk anak-anak.

"Biar kelihatan lebih muda Ma, lebih imut seperti anak TK. Kalau pakai masker kelihatan tua dan disapa orang sebagai ibu-ibu hahaha ...," kata saya.

****

Kalau "pria dewasa" seperti saya, beda lagi ceritanya. Selain orang akan melihat masker yang dipakai, juga dilihat dari warna rambutnya. "Pak...duduk di sini pak", saat melihat rambut saya sudah beruban. 

Repotnya lagi kalau pesan Ojol (ojek online). Saya sering dikira perempuan. "Mbak Nur jemputnya di mana nih?", kata driver Ojol melalui pesan chat WA. 

"Maaf saya ini Mas-mas, bukan Mbak-mbak. Saya laki-laki tulen, bukan kaleng-kaleng".

"Eh iya. Maaf Mas....maaf"

Bukan hanya driver Ojol. Dengan cucu sendiri saja, mereka yakin seratus persen kalau kakek-neneknya sudah tua.

Itu terjadi waktu saya dan istri ulang tahun belum lama ini. Istri lahir 8 Agustus, dan saya 10 Agustus. Tepatnya seminggu sebelum HUT RI.

Pada ulang tahun tersebut, datang cucu kami kakak Kiwa (7 tahun), mengucapkan selamat ulang tahun.

Sambil bercanda, istri saya (Neneknya Kiwa) bilang, "mana kue ulang tahunnya untuk nenek dan kakek, Kiwa?"

"Gak bawa kue ulang tahun, kakek dan nenek kan sudah tua"....

Hahahaha..rupanya di mata cucu Kiwa, kue ulang tahun itu hanya untuk anak-anak, bukan konsumsi orang tua apalagi kakek-nenek hehe...

Ini masker khusus anak-anak dipakai cucu saya Seruni dan Senandung (foto dok Nur Terbit)
Ini masker khusus anak-anak dipakai cucu saya Seruni dan Senandung (foto dok Nur Terbit)

****

Kembali ke soal masker, berbagai alasan memakai masker mulut untuk kesehatan. Banyak orang gemar memakai masker mulut terutama saat bepergian. 

Alasannya, karena pemakaian masker mulut dianggap memiliki manfaat untuk kesehatan, terutama dalam mencegah penularan penyakit. 

Secara ilmiah, ini penjelasan dari dr. Kevin Adrian di Webs Alodokter. Menurutnya, setidaknya ada dua jenis masker mulut yang banyak digunakan secara bebas oleh masyarakat, yaitu masker bedah sekali pakai dan masker N95 yang bisa digunakan berulang kali.

Menurut penelitian, menggunakan masker mulut dengan benar memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan, di antaranya:

1. Menghindari paparan polusi udara, asap dari kendaraan bermotor, pabrik, rokok, dan debu, adalah beberapa jenis polusi udara yang bisa menimbulkan penyakit pernapasan.

2. Mencegah penularan dan tertular penyebaran penyakit.

3. Melindungi wajah dari efek negatif sinar matahari dan polusi.

Nah itu penjelasan ilmiahnya. Kalau cerita di pragraf awal tentang masker yang membuat orang kelihatan "lebih dewasa", itu adalah pengalaman saya, istri dan putri saya. Pengalaman nyata.

Semoga ada manfaatnya. Paling tidak, bisa membuat yang membaca artikel ini bisa tersenyum dan meningkatkan imun tubuh menghadapi pandemi Corona. Aamiin

Bagaimana dengan pengalaman Anda sendiri dalam memakai masker? (Bersambung)

Bersambung ke sini, langsung aja klik : 

Virus Corona (2) Ini Dia 4 Manfaat Memakai Masker

 #NurTerbit

* Tulisan asli berjudul "Pakai Masker, Benarkah Membuat Kita Terlihat Lebih Tua? pernah dimuat di website komunitas YPTD terbitkanbukugratis.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun