Tapi kalau disapa sebagai "ibu", ya ibu-ibu gimana gitu!!. Kesannya "emak-emak" banget gitu loh. Seperti orang yang naik motor lalu nyalain lampu sein kanan, tapi beloknya ke kiri. Emak-emak banget hahaha...
Mungkin itu sebabnya istri saya -- Bunda Sitti Rabiah, kebetulan juga Kompasianers yang sehari-hari sebagai guru TK merangkap kepala sekolah -- dihadiahi masker oleh salah seorang murid TK-nya.
"Ini masker untuk ibu guru. Kalau masih mau lagi, nanti saya kasih lagi. Mama siapkan satu kardus untuk persediaan di dalam atas..", kata muridnya, yang sifat sosialnya boleh diacungi jempol itu.Â
"Terima kasih ya nak...," kata istri saya kepada muridnya, sambil tak lupa memeluknya. Lalu segera dimasukkan masker pemberian tadi ke dalam tasnya.
Sampai di rumah, istri baru sadar begitu membuka isi tasnya. Ternyata masker pemberian muridnya tadi, adalah masker ukuran kecil, khusus untuk anak-anak.
"Biar kelihatan lebih muda Ma, lebih imut seperti anak TK. Kalau pakai masker kelihatan tua dan disapa orang sebagai ibu-ibu hahaha ...," kata saya.
****
Kalau "pria dewasa" seperti saya, beda lagi ceritanya. Selain orang akan melihat masker yang dipakai, juga dilihat dari warna rambutnya. "Pak...duduk di sini pak", saat melihat rambut saya sudah beruban.Â
Repotnya lagi kalau pesan Ojol (ojek online). Saya sering dikira perempuan. "Mbak Nur jemputnya di mana nih?", kata driver Ojol melalui pesan chat WA.Â
"Maaf saya ini Mas-mas, bukan Mbak-mbak. Saya laki-laki tulen, bukan kaleng-kaleng".