Mohon tunggu...
Nur Terbit
Nur Terbit Mohon Tunggu... Jurnalis - Pers, Lawyer, Author, Blogger

Penulis buku Wartawan Bangkotan (YPTD), Lika-Liku Kisah Wartawan (PWI Pusat), Mati Ketawa Ala Netizen (YPTD), Editor Harian Terbit (1984-2014), Owner www.nurterbit.com, Twitter @Nurterbit, @IniWisataKulin1, FB - IG : @Nur Terbit, @Wartawan Bangkotan, @IniWisataKuliner Email: nurdaeng@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jodoh dan "Uang Panai" di Kalangan Masyarakat Suku Bugis Makassar

26 Mei 2021   04:18 Diperbarui: 26 Mei 2021   05:04 2561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Omar adalah "Daeng Umar" (sapaan bagi orang Makassar), pria asal Gowa, salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan. Tidak ada yang istimewa. Sama saja dengan pria Makassar lainnya.

Namun "Si Daeng" tiba-tiba jadi terkenal dan fotonya sempat viral di media sosial. Itu karena prosesi lamaran atau tunangan yang dia lakukan. Betapa tidak, Omar meminang wanita Bugis bernama Aqilla Nadya. 

Kejadian yang juga menarik perhatian para netizen ini, terjadi di Kabupaten Soppeng Sulsel awal Februari 2020 silam.

Tidak tanggung-tanggung. Dia memberikan "Uang Panai" sebesar Rp 3 miliar saat melamar Aqila. 

Selain "Uang Panai" 3 miliar, juga masih ada lagi penyerahan perhiasan berupa berlian serta satu unit rumah. 

Nah itulah keunikan tradisi Uang Panai di kalangan suku Bugis-Makassar. Keunikan tersebut menginspirasi saya menulis di blog pribadi saya nurterbit.com dengan judul : "Uang Panai di Makassar Kenapa Mahal?"

APA BEDANYA UANG PANAI, MAHAR ATAU SESERAHAN?

Secara umum yang orang ketahui, uang panai, sering juga ditulis "panai" atau "panaik", merupakan uang yang wajib diserahkan pihak pria ke keluarga pihak wanita yang akan menjadi istrinya. 

"Uang Panai" ini berbeda dengan mahar ataupun seserahan. Ketika sudah diberikan pada pihak calon istri, uang panai sepenuhnya untuk keluarga pihak wanita.

Sosiolog dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Rahmat Muhammad, mengatakan uang panai yang dikenal dalam tradisi pernikahan masyarakat Bugis-Makassar ini sejatinya, merupakan perlambang penghormatan terhadap kaum wanita.

Atau secara spesifik, sebagai penghormatan calon suami terhadap calon istri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun