JODOH atau perjodohan, memang selalu menarik dibicarakan. Jodoh dengan pilihan sendiri atau dijodohkan oleh orangtua. Keduanya misterius. Tapi bagaimanapun juga, jodoh itu (selain ajal dan rezeki) ada di tangan Tuhan. Bukan di tangan Hansip.
Di Provinsi Sulawesi Selatan terutama di kalangan masyarakat suku Bugis - Makassar, jodoh atau perjodohan tidak lepas dari masalah "uang Panai". Apalagi jika sudah melangkah ke jenjang perkawinan dengan segala pernik - pernik dan tahapan - tahapannya.
Apa itu "Uang Panai" dalam perkawinan etnis Bugis-Makassar? Kenapa menjadi "momok" bagi pemuda yang mau menikah? Saya akan mencoba membahas dalam tulisan berikut ini.
Orang di luar Provinsi Sulawesi Selatan tentu asing dengan istilah ini. Uang Panai adalah kewajiban membawa uang bagi pria yang melamar seorang gadis, di luar mas kawin atau mahar.Â
Uang Panai adalah tradisi suku Bugis-Makassar yang masih berlaku hingga sekarang. Yakni berupa pemberian bantuan uang belanja untuk biaya pesta calon mempelai wanita saat pria datang melamar.
Uang Panai, sempat jadi topik pembicaraan, khususnya di kalangan remaja ABG Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Itu karena kebetulan ada sebuah film komedi situasi berjudul sama, "Uang Panai". Di poster filmnya tertulis: Uang Panai Maha (R) L, di mana huruf "R" pada kata "mahar" disisipin huruf "L". Dari "mahar" menjadi "mahal". Sebuah fenomena sosial yang diangkat ke layar lebar.
Uang Panai atau Doe' Panai (dalam bahasa Makassar) atau Doe' Paenre' (dalam bahasa Bugis, berarti uang naik. Yakni sejumlah uang yang diberikan kepada calon mempelai wanita. Uang tersebut dimaksudkan untuk keperluan pesta pernikahan dan belanja pernikahan lainnya.
Dengan demikian, uang panai tidak termasuk mahar. Tapi Uang Panai adalah adat tradisi yang terbilang wajib dengan jumlah yang disepakati oleh kedua belah pihak atau keluarga.
Sebagian pria Bugis-Makassar sedikit "ketakutan" soal uang panai ini, terutama yang ingin menikahi gadis pujaannya yang bersuku sama. Mengapa? Karena semakin hari demi hari nominal uang panai semakin tinggi, puluhan juta, ratusan juta, bahkan milyaran.
UANG PANAI TERMAHAL
Contoh cerita berikut ini. Omar Muhammad Sahar, sebenarnya bukanlah siapa-siapa. Melihat dari namanya, dia juga bukan Raja Arab, atau minimal masih kerabat Raja Salman yang kaya raya itu.