Mohon tunggu...
Nur Terbit
Nur Terbit Mohon Tunggu... Jurnalis - Pers, Lawyer, Author, Blogger

Penulis buku Wartawan Bangkotan (YPTD), Lika-Liku Kisah Wartawan (PWI Pusat), Mati Ketawa Ala Netizen (YPTD), Editor Harian Terbit (1984-2014), Owner www.nurterbit.com, Twitter @Nurterbit, @IniWisataKulin1, FB - IG : @Nur Terbit, @Wartawan Bangkotan, @IniWisataKuliner Email: nurdaeng@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Siapa Pemenang di Hari Lebaran, Andakah Termasuk?

16 Mei 2021   16:43 Diperbarui: 16 Mei 2021   19:08 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Imam tarawih (foto dok Nur Terbit)


IDUL FITRI 2021 atau lebaran 1 Syawal 1442 H baru saja berlalu. Bertepatan pada Kamis 13 Mei 2021. Umat Islam telah sukses melewati bulan puasa Ramadhan yang penuh berkah. 

Mulai dari hawa nafsu makan dan minum selama berpuasa, tiba pada garis finish. Yakni hari kemenangan saat merayakan lebaran.

Timbul kemudian pertanyaan : benarkah kita sudah meraih kemenangan? Sebab kata orang, lebaran adalah hari kemenangan. Memang, kemenangan dari apa? Dan apakah benar kita sudah menang?

Itulah yang ingin saya ceritakan di artikel ini. Yang pasti, ada kemenangan dalam menamatkan bacaan Al-Qur'an. Antara lain bacaan surah juz Amma (Al-Quran kecil) pada setiap sholat 5 waktu, atau pada sholat tarawih.

Juz, adalah sebuah cara pembagian al-Qur'an di mana keseluruhan Al Qur'an dipecah atas 30 juz. Tujuan pembagian ini adalah untuk memudahkan mereka yang ingin menyelesaikan pembacaan Al Qur'an dalam 30 hari.

Bagi saya, itu kemenangan yang paling terasa selama berpuasa di bulan Ramadhan sebelum kemudian berakhir di hari lebaran Idul Fitri 1 Syawal 1442 H.

Misalnya, saya kemudian mendapatkans solusijika mendadak menjadi imam tarawih. Solusi ini kemudian saya bagikan kepada teman di media sosial. Siapkah Anda menjadi imam tarawih di rumah?

Dari pengalaman di atas, saya kemudian menyadari bahwa ternyata, banyak kenyataan hidup yang tidak bisa kita hindari. Salah satunya adalah kegiatan sosial keagaman di bulan Ramadhan (puasa).

Ya, ketika tiba-tiba kita harus menjadi imam dadakan shalat jamaah tarawih, bersama anak dan istri di rumah, karena menghindari ke mesjid atau mushollah yang ditutup di tengah pandemi virus Corona.

Dalam situasi darurat pandemi virus Corona sekarang ini, kegiatan shalat tarawih di mesjid atau di musholah pun ditiadakan sejak Ramadhan tahun lalu (1441 H). Artinya, selama dua tahun kita beribadah hanya di rumah.

Untungnya beberapa mesjid sudah mulai buka, termasuk Istiqlal Jakarta. Kementerian Agama, Majelis Ulama dan pengurus Dewan Mesjid Indonesia (DMI) juga sudah mengizinkan. Kecuali sholat Idul Fitri, beberapa tempat ibadah masih ditutup.

Alhamdulillah, kami bertiga (maksudnya saya, istri dan seorang putri bungsu) tetap melaksanakan ibadah tersebut di rumah. Ya untuk sementara bersepakat untuk tetap beribadah dari rumah. Sama seperti tahun lalu.

Maka setelah selesai menunaikan shalat jamaah Isya di rumah, dilanjutkan dengan shalat jamaah tarawih bersama istri dan anak. Saya juga sudah buat video tutorialnya: Tarawih di Rumah Saja.

Kendalanya, Siapa yang jadi imam? Betul. Menjadi imam tarawih -- dimana selama ini hanya sebagai makmum di mesjid atau musholah -- memang jadi kendala di awal pelaksanaan tarawih. Nah, inilah salah satu kemenangan yang saya maksud dari lebaran kemarin 

Nah, mau tak mau harus dijalani. Meski, saya sadar, ilmu agama dan kemampuan bacaan Alqur'an masih terbatas. Lalu, saya pun jadi imam shalat tarawih dengan anak dan istri jadi makmum.

Selain tarawih sebagai ibadah Sunnah, puasa sebagai ibadah wajib, demikian pula baca Alquran juga disunnahkan. Kebetulan di komplek tempat tinggal saya, setiap tahun mengajak warga ikut porgram "one day one juz". Selama sebulan di Ramadhan, Alhamdulillah bisa tuntas sebanyak 30 juz. Bahkan ada yang sampai khatam (tamat) dua-tiga kali. Subhanallah.

Dalam suatu riwayat, Nabi Muhammad SAW pernah bersabda. "Puasa dan Al-Quran akan memberikan syafaat pada seorang hamba di hari kiamat kelak" (HR Ahmad : 6626, dan al-Hakim : 1/554, hasan li ghairihi).

Persiapan sholat tarawih di rumah (foto dok Nur Terbit)
Persiapan sholat tarawih di rumah (foto dok Nur Terbit)
Imam Tarawih Dadakan

Ya, saya bismillah saja begitu tiba-tiba harus tampil jadi imam tarawih. Allah juga pasti maklum. Situasi sedang darurat, dan imam tarawihnya juga "imam dadakan" hehe....

Maka di tengah maraknya penyebaran virus Corona, semua orang diminta berdiam diri di rumah. Atau setidaknya, menyelesaikan semua pekerjaan di dalam rumah (work from home - WFM). 

Mudik pun dilarang (kecuali pulang kampung. Beda ya dengan mudik? Ah gak usah dibahas di sini ya. Ntar menimbulkan polemik yang tak berujung hehe...).

Kembali ke laptop. Tujuan adanya himbauan agar #DiRumahSaja, tentu jelas, untuk memotong mata rantai penyebaran Covid-19 yang sudah memakan ribuan korban jiwa. Termasuk di Indonesia. Bahkan tenaga medis pun ikut terpapar.

Tapi Alhamdulillah. Tetap ada hikmah di balik maraknya virus Corona asal Wuhan Cina ini. Salah satunya berdampak pada kegiatan keagamaan di bulan Ramadhan. Yakni pelaksanaan ibadah shalat tarawih berjamaah.

Namun khusus untuk pelaksanaan shalat tarawih berjamaah ini, mau tak mau, bermunculanlah "imam tarawih dadakan". 

Sebab tarawih di rumah, tak mungkin memanggil Pak Imam dari mesjid atau dari musholah terdekat.

Ya, harus ada imam shalat -- dari anggota keluarga di rumah -- yang harus maju memimpin shalat tarawih. Tentu ada syarat dan rukunnya. Di antaranya, harus fasih bacaan dan hapalan Alfatihah dan surah lainnya. Berat kan?

Jangan khawatir, misalnya Anda sendiri belum hapal bacaan Alqur'an dan surah lainnya. Tetap ada solusi -- yang Insya Allah -- dijamin akan sesuai dengan aturan syariah.

Banyak tutorial di YouTube bisa dipelajari, juga dari video singkat yang bertebaran di media sosial dan grup Whats App.

Alhamdulillah, saya beruntung dikirimi video tutorial dari teman mas Aryo Pakudewo bagaimana menjadi imam tarawih.

Di video tersebut dijelaskan apa syarat dan tatacara pelaksanaan shalat tarawih di rumah. Sekaligus ada solusi ditawarkan untuk mengatasi kendala jika hapalan Alqur'an kita terbatas.

Tutorial video sederhana tersebut sangat bermanfaat. Bisa sekaligus digunakan untuk praktek langsung. Bagaimana menjadi "imam dadakan" shalat tarawih berjamaah, di rumah masing-masing.


Imam tarawih (foto dok Nur Terbit)
Imam tarawih (foto dok Nur Terbit)
Tarawih dan Pertanyaan Cucu

Selesai tarawih dengan keluarga, tiba-tiba cucu kami Senandung Aqila (Kiwa 6 tahun) bertanya ke neneknya Bunda Sitti Rabiah.

"Nek, ini shalat apa, koq banyak sekali (rakaatnya)?", kata Kiwa yang masih duduk di bangku TK kelas B.

"Ini namanya shalat tarawih".

"Katanya sudah selesai, koq kita berdiri lagi. Ini shalat apa lagi, Nek?"

"Ini namanya shalat witir", kata neneknya. Kakek dan ayah Kiwa, yang jadi imam tarawih, bersamaan menoleh, dan tersenyum.

"Oh....", Kiwa mengangguk.

Selesai salam, bertubi-tubi lagi pertanyaan si cucu kepada neneknya. Pertanyaan khas anak-anak.

Selama Ramadhan ini, pertanyaan serupa tentang banyak hal : puasa, tarawih, sering ditanyakan oleh murid TK PAUD binaan nenek. 

Gak heran, kalau dengan "bahasa anak-anak" pula, nenek bisa menjelaskan dengan mudah.

Di sinilah orang tua yang bijaksana, sedikit paham soal agama, harus hadir memberi penjelasan. Jangan sampai penjelasan yang diberikan, malah justeru menyesatkan bagi anak hehehe...

Demikianlah kemenangan lebaran yang saya peroleh di hari kemenangan. Kemenangan dari melawan hawa nafsu duniawi, memperlancar dan memperbanyak hapalan Al-Qur'an, sekaligus menjadi imam tarawih bagi keluarga. 

Soal apakah benar-benar kita sudah menang? Wallahu a'lam bissawab. Hanya Allah yang tahu semuanya. Hanya Allah berkehendak dan berkemampuan untuk menilai ummat-Nya. Karena Allah Maha Mengetahui segalanya.  Aamiin 

(Nur Terbit) - YouTube.com/nurterbit

Foto bersama warga komplek usai sholat Idul Fitri (foto dok Nur Terbit)
Foto bersama warga komplek usai sholat Idul Fitri (foto dok Nur Terbit)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun