Meski masih bisa dihitung dengan jari. Tapi mungkin juga ini jumlah yang tertangkap saja. Masih banyak pengguna lain yang masih belum terlacak.
Seorang teman blogger yang juga kebetulan adalah ibu rumah tangga, Waya Komala, pernah menyampaikan perasaannya melalui artikel yang ditulisnya. "Melihat kenyataan ini, saya merasa ngeri. Bagaimana mungkin orang-orang yang berpendidikan tinggi tidak mampu menolak untuk menggunakan narkoba," kata Waya.
Menurut Waya Komala, bila yang berpendidikan saja tidak bisa, bagaimana dengan orang-orang yang secara mental bukanlah orang yang kuat menghadapi masalah seperti remaja yang broken home, pergaulan yang cenderung negatif atau orang-orang yang mudah sekali terpengaruh buruknya lingkungan. Bisa dibayangkan begitu beratnya beban orang tua melindungi anak-anaknya dari jerat narkoba. Cukupkah pengawasan kita untuk membentenginya?
"Saya yakin, keresahan saya adalah keresahan Ibu-ibu lainnya juga, di seluruh belahan dunia," kata Waya Komala.
*******
[caption id="attachment_301230" align="alignright" width="200" caption="Bunda Ifet, wanita di balik kesuksesan grup musik SLANK (foto dok Slank)"]
Bulan Agustus 2009, atau 5 tahun lalu usai tampil mengisi acara di stasiun Trans TV, Mampang, Jakarta Selatan, saya bertemu Bunda Ifet lengkap dengan personil Slank. Waktu itu saya datang sebagai undangan seorang jurnalis dari Harian Terbit (Pos Kota Grup).
Saat itu anak asuhan Bunda Ifet ini duduk berderet dalam satu meja di depan sejumlah wartawan hiburan -- saya hitung2 ada tiga puluhan dari media elektronik plus kameramen -- Bunda Ifet terlihat hanya mengawasi dari kejauhan.
"Bunda Ifet,?" sapa saya sambil mengulurkan tangan bersalaman, saat peluncuran album baru Slank ketika itu: "Anthem For The Broken Hearted". Sang Bunda hanya manggut-manggut, sambil memainkan jemarinya di atas keypad handphone blackbery warna hijau.
Saat pertanyaan diajukan, bagaimana perasaan Bunda dengan suksesnya Slank menembus pasar rekaman di Amerika? Mulailah wanita yang pernah peraih penghargaan Perempuan PKS ini pun angkat bicara.
"Saya bangga, Slank akhirnya bisa go internasioanl," katanya. Kebetulan, Bunda mengaku ikut tour Slank di 15 kota di Amerika. "Bunda melihat, penonton bule sangat antusias, mereka sangat respon. Yang lucu, kata Bunda, saat menjelang pentas Slank, Bunda termasuk yang sibuk mempromosikan "album rock" berupa CD/DVD Slank ke para bule di sana.