Kami wartawan menggelar syukuran sebab “bos wartawan” seluruh Indonesia diangkat sebagai menteri. Jabatan langka di birokrasi bagi profesi wartawan, setelah sebelumnya wartawan senior Adam Malik, diangkat jadi Wakil Presiden RI. Acara syukuran terheboh, ya yang digelar di sebuah gedung berlantai dua mirip ruko, di Jalan Penghibur, Kota Makassar menghadap ke bibir Pantai Losari. Itulah kantor HARIAN TERBIT – POS KOTA Perwakilan Indonesia Timur.
[caption id="attachment_315256" align="alignright" width="300" caption="Awak redaksi HARIAN TERBIT pada acara temu kangen memperingati HUT ke 40 (foto : Bambang Tri)"]
Sekarang setelah 33 tahun berlalu, menjelang Harian Terbit peralihan menejemen baru per 1 Januari 2014 ini, saya tidak pernah bertemu lagi Pak Harmoko. Baik saat masih duduk di birokrasi, di legislatif maupun setelah “lengser keprabon”. Yang ada, ya hamper setiap saat saya melewati bekas ruangannya di Harian Terbit, meminjam satu ruangan di percetakan PT Metro Pos, di Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur.
Sekali waktu di awal tahun 2012, Pak Harmoko mampir ke Pulogadung untuk shalat jumat di mesjid PT Metro Pos. Saya sempat menyalami beliau. Setelah basa-basi menanyakan kesehatan beliau, saya beranikan memperkenal diri, “Saya Nur Aliem pak, bekas anak buahnya Bung Taher, Kepala Perwakilan Harian Terbit Makassar,” kata saya. Pak Harmoko masih menyisakan senyum khasnya, meski garis ketuaannya tak bisa disembunyikan.
[caption id="attachment_315257" align="alignright" width="300" caption=""Kontingen" gerak jalan HARIAN TERBIT memperingati Hari Pers Nasional berpose di areal Monas Jakarta, 1985, nampak berdiri di tengah berkacamata Tarman Azzam yang ketika itu masih wartawan istana (terakhir sebagai Pemred) bersama redaktur Zaidin Wahab, penulis cerita silat Betawi, saya sendiri berdiri paling kanan (foto dok: Nur Terbit)"]
Itulah secuil kesan saya dengan HARMOKO dan HARIAN TERBIT, seperti judul tulisan ini. Bagi orang lain, mungkin tidak ada artinya, tapi bagi saya sangat berkesan sebab melalui HARMOKO dan HARIAN TERBIT-lah saya menemukan dunia bernama kedua bernama dunia wartawan. Pengalaman yang sangat mahal.
Salam
Nur TERBIT
Tulisan lain :
www.nurterbit.com
www.nurterbit.blogspot.com
twitter: @Nur_TERBIT
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H