Ibu Sitti Rabiah, kaum pendatang dari Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan ini mengaku tidak tahu sejak kapan pasar rakyat yang beroperasi di malam hari ini mulai dibangun dan beroperasi. Namun sejak ia menghuni salah satu perumbahan BTN tahun 1988-an, pasar ini sudah ada dan ramai pembeli. Tidak ada perubahan yang mendasar sejak 15 tahun terakhir.
“Tenda-tenda tempat pedagang menggelar dagangannya tak ada yang berubah, masih ada truk yang berderet membongkar muatan hingga menyulitkan kendaraan lewat, juga bunyi kereta dan sirene di perlintasan masih seperti dulu,” tambah Ibu Sitti Rabiah.
Pasar rakyat berdasarkan peraturan Kemendag, adalah unsur kepemilikan dari rakyat, tradisional tidak ke porsi pasar modern. Pasar rakyat masih terkesan bau, kotor dan becek. Padahal pasar juga adalah sebagai salah satu tonggak perekonomian daerah.
Selain sebagai ruang publik dan ruang terbuka hijau, pasar juga sebagai sarana interaksi ekonomi selain tempat ngerumpi. Soal kebersihan memang perlu digalakkan kegiatan bersih-bersih di pasar biar lingkungannya tetap terjaga. Sebab pasar rakyat bukan saja sebagai sarana jual beli tapi juga tempat transaksi, tawar-menawar.
“Pasar rakyat adalah karakter sebuah kota,” kata Endira S. Atmawidjojo, Deputy Direktur Kementerian Pekerjaan Umum, pada suatau kesempatan.
Atau seperti kata seorang pakar kuliner, Willam Wongso, “pasar tradisional bukan hanya barometer ekonomi kerakyatan satu daerah, tapi pasar adalah juga kamus hidup kuliner.
Ketika berlangsung acara Kompasianival di TMII Jakarta, dalam salah satu sesi pembahasan soal pasar rakyat, Kompasianer bernama Ninoy Karundeng, mengusulkan perlunya ada akses perbankan bagi para pedagang di pasar rakyat.
Sehingga wadah transaksi ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat. Kebersihan pasar juga perlu menjadi perhatian.
Di pasar rakyat Kota Bekasi ini, bertumpuk-tumpuk sampah harus diangkut oleh instansi terkait setiap harinya. Rendahnya kesadaran menjaga kebersihan adalah fakta bahwa pasar adalah penyumbang sampah yang tidak sedikit (7,7 juta ton limbah per tahun dihasilkan oleh pasar rakyat).
Hal ini semakin memperburuk citra pasar rakyat yang selama ini memiliki label terkesan kumuh dan kotor. Belum lagi diperparah dengan perkembangan industri ritel modern yang kian mudah diakses oleh masyarakat.
Akibatnya pasar rakyat mengalami pertumbuhan negatif, kontras dengan pertumbuhan pesat dan semakin menjamurnya pasar retail modern.