[caption id="attachment_321460" align="alignright" width="300" caption="Foto : Nur Terbit -- Pantai Losari Makassar"][/caption]
[caption id="attachment_339997" align="alignright" width="300" caption="Foto : Nur Terbit -- Becak khas kota Makassar"]
Makan Coto Makassar -- kuliner khas -- di negeri asalnya Kota Makassar, Sulawesi Selatan, punya bahasa, sandi (kode) tersendiri antara penjual dengan pembelinya atau konsumennya. Misalnya si Daeng bertanya:
+ Coto berapa, ketupat berapa?
- Â 3 : 8 Daeng..
Itu artinya, Anda sudah menghabiskan tiga mangkuk coto + 8 ketupat. Sebenarnya ini porsi standar, tradisi yang lazim sih untuk ukuran atau kondisi belum lapar banget. Jika dalam kondisi sudah lapar buanget, ya bisa skore-nya lebih tinggi lagi.
Beda lagi waktu masih status pelajar atau mahasiswa. Bahasa, kode atau sandinya pun lain.
+ Coto berapa, ketupat berapa?
- Â 0 : 2 Daeng.. (kosong dua)
Apa itu 0 : 2 ? Itu artinya kosong cotonya alias kuahnya doang ditambah 2 ketupat. Kenapa cuma kuahnya saja, ya namanya kantong mahasiswa atau pelajar, kan terbatas hahaha....
Selamat menikmati makan siang !!!!
[caption id="attachment_338544" align="alignright" width="300" caption="Foto : Nur Terbit -- Kuliner khas Makassar"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H