Mohon tunggu...
Lauw Charlie
Lauw Charlie Mohon Tunggu... Akuntan - Karyawan swasta

Saya seseorang yang sangat suka mendengarkan musik, membaca artikel-artikel yang menarik, dan baru memulai menulis untuk menambah wawasan baru.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Joyce Meyer, Pribadi yang Dipulihkan untuk Memulihkan Orang Lain

3 Desember 2024   13:55 Diperbarui: 3 Desember 2024   14:15 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika Joyce berumur 12 atau 13, ayahnya memutuskan untuk mengajarinya menyetir mobil. Namun, itu dilakukan bukan untuk kepentingan putrinya. Ia melakukannya agar bisa membawa Joyce ke luar rumah, jauh dari ibunya -- untuk melakukan perbuatan sumbang dengan putrinya itu.

Kadang-kadang mereka pergi ke kuburan, tempat yang jauh dari keramaian. Pada musim panas, Joyce diajak minum sampai mabuk. Lalu, sang ayah akan melampiaskan nafsu bejatnya di kursi belakang mobil.

Joyce Meyer berulang-ulang menuturkan kisah tadi tahun-tahun belakangan ini dalam buku-bukunya dan pada konferensi-konferensinya. Rangkaian kisah tentang perempuan muda yang menjadi korban dari ayah yang suka melecehkan dan menganiaya, ibu yang lemah serta suami pertama yang manipulatif.

Joyce Meyer lahir dengan nama Pauline Joyce Hutchison pada 4 Juni 1943. Ayahnya bergabung dengan tentara sehari setelah ia lahir. Tiga tahun kemudian, sang ayah dipecat dan kembali sebagai pria yang kepahitan, pemarah dan kecanduan alkohol. 

Sejauh yang dapat diingatnya, sang ayah pun mulai menganiayanya secara seksual. Kondisi ini terus memburuk sampai ia remaja. Ibunya tahu persoalan ini, namun memilih bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

Meyer sekolah di O'Fallon Technical High School. Segera setelah lulus tahun 1961, ia mengepak barang-barangnya ke dalam mobil Chevrolet 1949 hitam dan meninggalkan rumah keluarganya. "Dalam pikiran saya, saya ingin mengurus hidup saya sendiri sejak saat itu," katanya. Tahun itu ia menikah dengan pemuda pertama yang berminat padanya. Pemuda itu putus sekolah saat kelas lima dan kemudian menjadi penjual mobil freelance (paruh waktu).

Sejak awal pernikahan itu memang amburadul. Suaminya bekerja asal-asalan dan mereka sering berpindah. Suaminya juga sering pergi dari rumah, kadang-kadang sampai berbulan-bulan. Saat ia bekerja sebagai petugas tata buku di sebuah perusahaan, suaminya membujuknya mencuri uang dengan menulis cek palsu. Mereka mencairkan uang itu, lalu minggat ke California.

Umur 21, Meyer mengalami keguguran. Tahun berikutnya, ia kembali hamil. Di tengah udara gerah St. Louis pada musim panas, ia nyaris kehabisan akal sehat. Kondisi pernikahan dan keuangan mereka membuatnya depresi berat. Ia susah makan, sulit tidur, dan lebih sering menelan obat tidur. Beberapa bulan setelah kelahiran anak laki-lakinya, Meyer memutuskan tidak sanggup lagi hidup dengan suami yang tidak setia dan bermasalah dengan hukum.

 Ia kembali ke rumah ayahnya, yang menerimanya dengan senang hati. Dalam keadaan depresi dan kacau, ia mencari hiburan di bar-bar setempat dan mulai tidur dengan pria-pria yang tidak dikenalnya.

Pada akhir 1966, saat sedang mencuci mobil ibunya di depan rumah, ia bertemu dengan David Benjamin Meyer. Setelah lima kali bertemu, mereka menikah di St. Louis pada 7 Januari 1967. Dave pria yang baik hati, pekerja keras dan sangat mencintainya. Namun, kebahagian belum juga merengkuhnya.Saat berangkat kerja suatu pada Februari 1976, di tengah rasa frustasi dan depresi, ia berseru kepada Tuhan.

 Ia mendengar Tuhan memanggil namanya dan memintanya bersabar. Malamnya, ia merasa Tuhan memenuhinya dengan "cairan kasih yang melimpah-limpah." Tidak lama kemudian, ia mulai mengadakan kelas pemahaman Alkitab di sebuah kafetaria.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun