2.Kesuksesan adalah ambisi terbesar mereka
Generasi Z yang juga sering disebut sebagai kids jaman now, tumbuh dalam ekosistem yang memudahkan mereka mengakses tokoh panutan (role model) yang ingin ditiru. Hal ini menyebabkan mereka berambisi besar untuk menjadi sukses. Selain itu, kondisi dunia yang lebih baik dan ekonomi orang tua yang lebih mapan juga mendukung mereka untuk mencapai apa yang mereka impikan.
3.Menyukai hal instan
Teknologi, lagi-lagi menjadi faktor yang membentuk karakter generasi Z. Hampir seluruh generasi ini lebih menyukai solusi yang praktis dan enggan mengambil proses yang lama dan panjang.
Hal ini di satu sisi menguntungkan, karena hal praktis lebih menyingkat waktu. Namun, keinginan untuk membuat segalanya lebih praktis juga membawa dampak buruk karena mengesampingkan proses.
4.Berjiwa bebas
Pemikiran mereka yang lebih terbuka juga mempengaruhi mereka untuk ingin lebih bebas. Mereka menyukai kebebasan berpendapat, berekspresi, dan berkreasi. Jika generasi sebelumnya lebih mudah diatur karena merasakan rezim yang lebih otoriter, generasi Z akan mempertanyakan alasan-alasan mengapa mereka harus menuruti aturan tersebut dengan alasan yang logis. Mitos-mitos seperti "jika menyapu lantai hanya setengah-setengah, maka jodohnya akan brewokan" akan terdengar sangat konyol bagi mereka, GenK.
5.Percaya diri
Anak muda yang lahir pada era internet cenderung lebih percaya diri dan optimis. Mereka memiliki mental positif yang diperlukan saat menghadapi suatu masalah. Tak heran jika generasi Z juga lebih berani mengambil risiko karena mereka percaya bahwa keputusan yang mereka buat akan berhasil.
6.Ingin diakui
Lahir di era digital menjadikan generasi Z lebih bersaing untuk mendapat pengakuan. Kerja keras yang dilakukan adalah untuk mendapat reward dalam bentuk apa pun, baik pujian, hadiah, sertifikat, hingga penghargaan. Mereka pun melakukan banyak hal agar terlihat unik dan berbeda dari lingkungan sekitarnya.