Mohon tunggu...
Dadan  Rizwan Fauzi
Dadan Rizwan Fauzi Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Pascasarjana (Megister) PKn UPI Ketua Umum Aliansi Pemberdayaan Pemuda Nusantara (ASPENTARA)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Merawat Semangat Kebangsaan Mahasiswa

21 Desember 2017   00:09 Diperbarui: 21 Desember 2017   00:22 2009
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gaya hidup mahasiswa pun banyak yang terpengaruh gaya hidup barat. Lebih membangga-banggakan produk barat sedangkan budaya bangsa sendiri sudah banyak tidak kenali. Bahasa daerah sebagai bahasa identitas suku bangsa terancam punah karena telah sedikit yang menggunakannya. 

Bahkan bahasa Indonesia pun sudah banyak terrusak oleh bahasa-bahasa alay yang datangnya kadang musiman. Saat ini tengah populer ungkapan "kids zaman now" yang entah dari mana hal tersebut pertama kali muncul. Padahal untuk mengucapkan kalimat "anak zaman sekarang" sesuai dengan EYD itu bukan sesuatu hal yang sulit, mungkin biar terlihat lebih gaul dan lebih update.

Meningkatkan Semangat Nasionalisme

Nasionalisme di kalangan mahasiswa harus ditingkatkan. Salah satu kuncinya adalah perlunya penguatan literasi kebangsaan. Literasi kebangsaan perlu diberikan pada berbagai jenjang pendidikan, mulai SD, SMP, SMA/SMK sampai dengan perguruan tinggi. Caranya baik melalui pembelajaran, pembiasaan, keteladanan, cerita, dongeng, dan sebagainya.

Mahasiswa harus diperkenalkan kembali dengan sejarah bangsanya. Jangan sampai mereka lupa terhadap sejarah bangsanya. Begitu berat kemerdekaan ini diraih. Berbasuh keringat, darah, dan air mata. Pada waktu tertentu mereka perlu membaca biografi pahlawan, ziarah kepada makam pahlawan, bersilaturahmi ke veteran pejuang yang masih hidup untuk mendoakan dan meneladani jasa-jasa mereka.    

Pasca reformasi, ditemukan realita bahwa banyak generasi muda yang jangankan memahami makna Pancasila, menghapal sila-sila Pancasila pun kesulitan, karena Pancasila terasing bahkan diasingkan dari kehidupan masyarakat.Pancasila sebagai ideologi bangsa perlu diperkenalkan, diketahui, dipahami, dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Seiring dengan revolusi mental yang dijalankan oleh presiden Joko Widodo, ide penguatan Pancasila kembali dimunculkan. Bahkan dibentuk Unit Kerja Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) bertepatan dengan peringatan hari lahir Pancasila, 1 Juni 2017. Walaupun demikian, jangan sampai pembinaan Pancasila hanya dijadikan sebagai jargon-jargon dan diekspresikan dalam kegiatan-kegiatan seremonial. 

Tetapi, harus mampu dicerminkan dalam kehidupan sehari-hari, dan utamanya perlu keteladanan pemimpin. Inilah yang saat ini sulit ditemukan. Generasi muda kehilangan figur teladan sehingga mereka lebih bangga terhadap tokoh-tokoh asing daripada pemimpin bangsa sendiri.

Jika zaman dulu generasi pemuda menjadi pahlawan pejuang kemerdekaan, generasi muda khususnya mahasiswa zaman sekarang tentunya bisa menjadi pahlawan-pahlawan pembangunan melalui pendidikan dan pengalaman yang ia dapatkan. 

Disaat bahaya disintegrasi bangsa mengancam, para mahasiswa harus menjadi agen-agen yang mengkampanyekan semangat toleransi, semangat perdamaian, semangat persatuan dan kesatuan bangsa.

Bahaya disintegrasi bangsa saat tidak dapat dianggap enteng. Mahasiswa harus memiliki kepedulian terhadap kondisi bangsa yang memiliki tantangan semakin kompleks. Mahasiswa jangan tinggal diam. Harus memiliki daya kritis dan kepedulian. Mampu menawarkan alternatif solusi dari permasalahan bangsa. Mahasiswa harus menjadi pelopor dan lokomotif pembangunan bangsa melalui peningkatan pengetahuan dan prestasi generasi muda..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun