Mohon tunggu...
Dadan  Rizwan Fauzi
Dadan Rizwan Fauzi Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Pascasarjana (Megister) PKn UPI Ketua Umum Aliansi Pemberdayaan Pemuda Nusantara (ASPENTARA)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Merawat Semangat Kebangsaan Mahasiswa

21 Desember 2017   00:09 Diperbarui: 21 Desember 2017   00:22 2009
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbicara tentang mahasiswa tidak akan lepas dengan kampus yang menjadi tempat para mahasiswa kuliah atau menimba ilmu. Mahasiswa dengan segala aktifitasnya, memiliki sifat yang unik dan menjadi daya tarik tersendiri untuk selalu dikaji dan dipahami. 

Sebagai kaum terdidik, mahasiswa adalah kaum yang mempunyai kebebasan dalam pikiran tanpa harus ada batasan yang dapat mengekang pertumbuhan otaknya dalam memproduksi pemikiran-pemikiran, dan sifat idealis adalah ciri yang paling menonjol dari mahluk yang bernama mahasiswa.

Dalam peraturan pemerintah RI No. 30 Tahun 1990 mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di Perguruan tinggi tertentu. Sedangkan menurut  Sarwono (1978) Mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran di Perguruan Tinggi dengan batas usia sekitar 18-30 tahun, berbeda halnya dengan Knopfemacher (Dalam Suwono, 1978) disebutkan bahwa mahasiswa adalah merupakan insan-insan calon sarjana yang dalam keterlibatannya dengan perguruan tinggi (yang makin menyatu dengan masyarakat), dididik dan di harapkan menjadi calon-calon intelektual.sedangkan kata "tanggung jawab" berarti kewajiban yang diemban untuk dilaksanakan, dan kata sosial berarti merujuk pada masyarakat atau orang banyak.

Mahasiswa dapat dikatakan sebuah komunitas unik yang berada di masyarakat, dengan kesempatan dan kelebihan yang dimilikinya, mahasiswa mampu berada sedikit di atas masyarakat. Mahasiswa juga belum tercekcoki oleh kepentingan-kepentingan suatu golongan, ormas, parpol, dsb. Sehingga mahasiswa dapat dikatakan (seharusnya) memiliki idealisme. 

Idealisme adalah suatu kebenaran yang diyakini murni dari pribadi seseorang dan tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal yang dapat menggeser makna kebenaran tersebut.

Pada masa kemerdekaan, generasi muda menjadi ujung tombak perjuangan untuk merebut kemerdekaan. Dulu, musuh para pemuda adalah para penjajah danjalan perjuangannya bersifat fisik. Tetapi pasca kemerdekaan, tantangan yang dihadapi oleh para pemuda adalah berbagai masalah kebangsaan yang memerlukan peran  generasi muda untuk menjawab berbagai tantangan tersebut. Menjadi aktor pembangunan dan menjadi bagian dari solusi permasalahan.

Lemahnya Semangat Kebangsaan

Namun hal ini berbeda dengan kondisi kita sekarang. Justru terdapat hal-hal yang menghawatirkan dari generasi muda. Banyak kalangan mahasiswa yang telah tidak tahu dan tidak tertarik untuk membaca sejarahnya sendiri. Hal ini berpengaruh terhadap rendahnya rasa kebangsaan. Oleh karena itu, rasa memiliki terhadap bangsa dan negara semakin menurun. Sikap yang muncul justru egois, individualistis, dan pragmatis.

Solidaritas dalam kelompok tampak lebih kokoh dibandingkan dengan solidaritas sesama anak bangsa. Kalau kelompoknya yang dihina, reaksinya sangat ekspresif bahkan mengedepankan emosi, tetapi ketika bangsa dan negaranya terhina, reaksinya dingin-dingin saja, seolah tidak menjadi masalah serius.

Para mahasiwa dihadapkan pada kehidupan hedonis dan materialistis, seks bebas, penyalahgunaan narkoba, bermental instan, hingga bermental lemah. Narkoba menjadi lonceng kematian bagi para pemuda. Tahun 2015, BNN merilis data bahwa setiap hari ada 50 orang yang mati gara-gara narkoba. Dimana pihak yang banyak disasar adalah anak-anak, pelajar, dan mahasiswa. Mereka adalah generasi muda yang diharapkan untuk melanjutkan tongkat estafet pembangunan bangsa. Apa jadinya negeri ini kalau generasi mudanya banyak yang menjadi korban narkoba?

Saat ini pun bangsa Indonesia sedang menghadapi bahasa radikalisme dan gejala bangkitnya kembali komunisme. Sasaran yang paling empuk adalah para generasi muda. Mereka banyak yang terpengaruh bahkan ikut menjadi bagian dari gerakan-gerakan tersebut. Ada sekian banyak warga negara Indonesia yang ikut menjadi anggota ISIS  dan gerakan yang berbau komunisme.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun