Mohon tunggu...
Dadan  Rizwan Fauzi
Dadan Rizwan Fauzi Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Pascasarjana (Megister) PKn UPI Ketua Umum Aliansi Pemberdayaan Pemuda Nusantara (ASPENTARA)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menggali Budaya Politik dari Falsafah Sunda " Silih Asah, Silih Asih, Silih Asuh"

28 Februari 2017   21:20 Diperbarui: 28 Februari 2017   21:31 4077
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu banyak politikus yang terjerumus kedalam prilaku-prilaku yang tidak terpuji menyangkut harta negara ( korupsi ), baik ditataran eksekutif, legislatif bahkan yudikatif. Hal ini menyebabkan timbulnya sikap apatisme dimasyarakat, sehingga mereka terjatuh kedalam jurang kehidupan yang pragmatis, hedonis, malas, bahkan banyak pula yangmenunjukan keberpihakan politiknya tanpa mengetahui hakikat sebenarnya. Padahal sejatinya dalam kehidupan politik memerlukan pemikiran yang cerdas dan kerja keras, bukan hanya asal gilas.

Ketiga landasan di atas cukup memberikan satu alasan besar bahwa identitas politik dalam konteks filosofis sunda memiliki makna besar bagaimana kehidupan politik itu harus dilaksanakan dengan rasa tanggungjawab bersama untuk saling mencerahkan dan mengingatkan (silih asah), strategi dalam penguatan identitas politik itu dapat dilakukan dengan cara saling menyayangi oleh elit politik terhadap rakyat (silih asih), dan saling memberikan penguatan dalam mempertahankan nilai-nilai politik (silih asuh). Politik akan memiliki visi yang progresif jika berdasarkan nilai-nilai budaya luhur bangsa sendiri bukan budaya bangsa lain. Hanya bangsa yang tidak memiliki harga dirilah yang akan selalu menjunjung tinggi dan bangga dengan budaya bangsa lain. Dan di sanalah keterpurukan identitas politik akan terjadi. Jika identitas politik  yang akan kita jalankan hanya berlandaskan pada budaya orang lain maka dipastikan kita tidak akan memiliki identitas budaya sendiri.

“identitas hiji bangsa bisa diukur ku budayana”

( identitas suatu bangsa dapat ditinjau dari budaya nya )

Penulis : Dadan Rizwan Fauzi ( PKN UPI 2013 )

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun