Kepemimpinan
Paling tidak gaya kepemimpinan yang pernah dipelajari secara teori yaitu demokratis, otokratis dan laissez faire dapat diterapkan sesuai kondisinya ketika saya mengendalikan sebuah program pendidikan nonformal dan memimpin sebuah lembaga pendidikan nonformal.
Ternyata dinamika kelompok dalam sebuah komunitas atau sebuah organisasi di mana didalamnya terdapat sejumlah orang yang memiliki karakternya sendiri jika dihadapi dengan memperhatikan karakternya tersebut dapat menjadi sebuah kekuatan dan semua orang merasa dihargai yang turut memberikan kontribusi untuk kepentingan organisasi.
Kematangan emosional
Bergerak dalam dunia pendidikan nonformal ternyata menempa diri untuk menunjukkan kematangan emosional yang ini sangat berarti dalam menyelesaikan dan menuntaskan setiap penyelenggaraan program pendidikan nonformal. Â Mengedepankan akal sehat bukan kekuatan otot ketika dihadapkan pada situasi panas membara dimana ada orang yang begitu emosional terkait dengan soal program pendidikan nonformal. Prinsip mengalah untuk menang dan musyawarah untuk mufakat merupakan dua hal penting dalam menuntaskan permasalahan yang terjadi.
Pengalaman hidup
Pengalamana hidup yang dimaksudkan adalah pengalaman sukadukanya menjalani kehidupan selama berkiprah secara kedinasan dalam dunia pendidikan nonformal. Sukanya, ya saya dapat berkomunikasi/ngobrol lebih leluasa dengan berbagai masyarakat apalagi di daerah. Ngobrol tentang bagaimana keinginan mereka, harapan mereka, usulan mereka terkait pendidikan yang dapat dilayani melalui program pendidikan nonformal. Ternyata masyarakat itu ga rumit-rumit keinginannya yang pokok adalah memperoleh pendidikan yang langsung dirasakan manfaatnya untuk menopang kehidupannya.
Bukan hanya suka tetapi saya senang, ketika ada masyarakat yang dapat berperan sebagai sumber belajar dalam sebuah penyelenggaraan program pendidikan nonformal dengan mengedepankan kompetensi teknis bukan kualifikasi pendidikan semata. Jadi memanfaatkan sumber daya lokal untuk program pendidikan nonformal yang dilaksanakan di lokasi tersebut.
Dukanya, belum semua keinginan masyarakat dapat terlayani melalui program pendidikan nonformal tersebut. Belum semua masyarakat di berbagai daerah belum terjamah karena keburu habis masa tugas saya secara kedinasan.
Hanya saya meyakini, bahwa pendidikan nonformal sebuah garapan yang boleh saja ditinggalkan ketika seseorang purna tugas, akan tetapi tetap melekat dalam dirinya untuk tetap bergerak dalam dunia nyata pasca tugas melalui gagasan-gagasan tekstualnya, aksi-aksi riil lokalitnya untuk masyarakat yang membutuhkan di bidang pendidikan nonformal tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H