Mohon tunggu...
Dadang Sunarwan
Dadang Sunarwan Mohon Tunggu... Lainnya - Pemerhati pendidikan

Mencoba berbagi pengetahuan dan pengalaman melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan Tidak Sekadar Sekolah, Ada Pendidikan Nonformal-Kesetaraan

14 April 2022   15:05 Diperbarui: 14 April 2022   15:09 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Permasalahan yang ditengarai adalah kurang mampunya para pengelola di lapangan dalam menjabarkan standar isi tersebut. Atau kalaupun dilaksanakan tanpa dokumen yang tertata rapi yang tidak mampu ditunjukkan kepada public ketika memintanya.

Oleh karena itu, penjabaran yang rasional dan logis perlu dilakukan oleh para pengelola program Paket C. Paling tidak, penjabaran tersebut berhubungan dengan  analisis struktur kurikulum, pemetaan standar kredit kompetensi (SKK) ke dalam strategi pembelajaran (tatapmuka, tutorial danmandiri), penggunaan media pembelajaran yang efektif, penggunaan variasi metode pembelajaran, instrumen penilaian pembelajaran.

Mengapa pula kondisi awal peserta didik perlu diperhatikan ? ya ini kaitannya dengan layanan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Kalau diketahui kondisi awal peserta didik itu variatif, misalnya ada yang belum pernah di bangku SMA, putus sekolah kelas 1, putus sekolah kelas 2 atau putus sekolah kelas 3 maka layanannya pun harus variatif dan ini berpengaruh terhadap penyusunan konten pembelajaran yang akan dirancang oleh pengelola maupun tutor.

Fakta yang sangat menarik untuk dianalisis adalah, peserta didik yang usia dewasa kecenderungannya memiliki waktu luang untuk belajar relative sedikit karena mungkin mereka memiliki aktivitas sehari-hari yang sulit untuk ditinggalkan.

Umumnya kesiapan mereka dalam satu minggu hanya satu kali pertemuan untuk belajar. Artinya ada permasalahan teknis yaitu bagaimana mengoptimalkan waktu yang relative sangat terbatas tersebut dalam proses layanan pembelajaran tanpa mengabaikan standar isi yang harus dicapai ?

Oleh karena itu upaya terobosan pola pembelajaran penting dilakukan. Hitungan matematisnya dengan memperhatikan kemampuan daya tahan belajar, dalam satu hari itu dapat dilakukan pembelajaran selama maksimal 10 jam pelajaran. Dengan waktu 10 jam pelajaran tersebut sangat tidak mungkin semua matapelajaran diajarkan dengan strategi tatap muka dan atau tutorial.

Salah satu pilihan yang dapat diambil adalah dengan strategi pembelajaran tatapmuka dan tutorial untuk matapelajaran yang diujian nasionalkan (untuk Paket C Jurusan IPS) yaitu PKn, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, IPS-Ekonomi dan Sosiologi.

Sedangkan untuk matapelajaran lainnya dapat mempergunakan strategi pembelajaran mandiri. Mata pelajaran dimaksud antara lain Pendidikan Agama, Pendidikan Jasmani dan Kesenian.

Sesuai dengan aturan normative penggunaan strategi pembelajaran mandiri harus memenuhi dua syarat berikut adanya kontrak belajar dan kejelasan  instrument evaluasi mandiri.

Kontrak belajar merupakan perjanjian secara tertulis antara peserta didik dengan tutor yang isinya menyatakan kesanggupan yang bersangkutan untuk mempelajari konten matapelajaran secara mandiri dengan waktu yang disepakati termasuk kesanggupan untuk menyelesaikan tugas yang harus dikerjakan mengikuti format yang disediakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun