Mohon tunggu...
DADANG HERMAWAN
DADANG HERMAWAN Mohon Tunggu... Guru - Guru

Selalu berpikir maju

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Generasi Literat Membuat Bumi Selamat, Baterai Berbahan Dasar Sampah Organik

1 November 2024   09:36 Diperbarui: 1 November 2024   09:40 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekolah memiliki peran penting sebagai tempat pendidikan sekaligus pembentuk karakter generasi muda, termasuk dalam membangun kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan. 

Pendidikan lingkungan hidup yang diberikan di sekolah bertujuan untuk menciptakan generasi yang memiliki sikap peduli, cinta lingkungan dan mampu menjaga keberlanjutan alam. 

Sekolah dapat mengadakan berbagai program dan kegiatan yang melibatkan siswa dalam praktik langsung menjaga lingkungan, seperti menanam pohon, program daur ulang, dan gerakan hemat energi. Melalui kegiatan ini, siswa belajar menjadi agen perubahan yang aktif dalam menjaga lingkungan. 

Sekolah juga dapat mengajarkan siswa cara mengelola sampah dengan benar, misalnya dengan memilah sampah organik dan anorganik serta mengolah sampah menjadi kompos atau barang yang dapat didaur ulang. Pengelolaan sampah ini tidak hanya bermanfaat untuk lingkungan sekolah, tetapi juga dapat dibawa ke dalam kebiasaan sehari-hari siswa di rumah.

Oleh karena itu, percobaan pembuatan inovasi teknologi berbasis lingkungan sangat wajib untuk digalakan. Salah satu program inovasi yang dapat dilaksanakan adalah pembuatan batu baterai berbahan dasar sampah organik. 

Langkah ini dimulai dengan menyediakan bank sampah limbah B3 berupa baterai bekas dan limbah organik berupa sisa makanan, sayur-mayur, kertas dan lainnya. 

Proses diawali dengan pembuatan kompos di sekolah. Peserta didik ditemani guru pendamping akan membuat kompos dengan memanfaatkan limbah organik, gula, EM4 dan air. Semua bahan-bahan tersebut dicampurkan pada suatu wadah sesuai dengan perbandingan yang tepat. 

Setelah itu tutup rapat dan diamkan hingga menjadi kompos kering yang siap pakai. 

Kompos yang telah jadi akan diukur tingkat keasamannya menggunakan pH meter secara berkala. Setelah itu, kompos yang telah jadi akan dimasukkan ke dalam wadah limbah baterai yang telah dikeluarkan isinya terlebih dahulu. Pengecekan aliran Listrik akan diukur menggunakan Avometer. Semakin asam kompos, maka tegangan dalam baterai akan semakin besar.

Produk inovasi baterai ramah lingkungan ini membutuhkan banyak dukungan dari berbagai stakeholder. Kedepannya, inovasi ini diharapkan mampu memberikan secercah harapan dan solusi alternatif penumpukan limbah organic maupun B3. 

Kolaborasi antara peserta didik dan guru merupakan bukti bahwa sekolah merupakan tempat yang tepat untuk menjalankan fungsinya sebagai lembaga yang berhasil melahirkan generasi berbakat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun