Mohon tunggu...
Dadang Darmansyah
Dadang Darmansyah Mohon Tunggu... Lainnya - ASN di Badan Pusat Statistik

Lahir di kaki Gunung Ciremai Kabupaten Kuningan, saat ini ASN di Badan Pusat Statistik Kabupaten Ciamis, penyuka olahraga dan kuliner

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengkhawatirkan, Angka Perceraian di Indonesia Meningkat

2 November 2020   08:52 Diperbarui: 28 April 2021   19:36 1688
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi perceraian | pixabay

Menikah tanpa status hukum lebih beresiko untuk bercerai dibanding mereka yang menikah secara formal. Mereka yang menikah dengan pasangan yang sudah punya anak lebih beresiko bercerai dibandingkan dengan pasangan yang diawali menikah tanpa anak. Perkawinan di usia terlalu muda juga berpotensi menjadi angka perceraian.

Data BPS dalam publikasi Indikator Kesejahteraan Rakyat (Agustus tahun 2020), masih ada 15,48 persen wanita pernah kawin dengan umur perkawinan pertamanya 16 tahun ke bawah. Sedangkan yang usia perkawinan pertamanya antara 17-18 tahun sebesar 20,74 persen.

Keluarga yang utuh jauh lebih memberikan lingkungan pengasuhan yang optimal bagi anak dibandingkan single parent. Keluarga yang utuh mampu menjalankan fungsi keluarga dengan baik yakni merawat dan memberikan pengasuhan serta penanaman nilai-nilai pada anggota keluarga.

Tumbuh kembang anak dari sisi fisik, mental dan psikososial sangat dipengaruhi oleh hadirnya kasih sayang kedua orang tuanya. Struktur keluarga dengan dua orang tua dapat  memfasilitasi keberhasilan keluarga dan memberi ruang bagi terwujudnya effective parenting. 

Perceraian berdampak luar biasa kepada keluarga. Diawali dari perubahan fungsi keluarga, stressing bagi pasangan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Juga berpengaruh kepada pola pengasuhan keluarga yang pada akhirnya berpengaruh pada perkembangan anak. 

Perceraian menyebabkan ketahanan keluarga dan masyarakat menjadi rapuh. Dalam skala yang terus meningkat ketahanan keluarga dan masyarakat yang rapuh menjadi ancaman ketahanan suatu negara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun