-Kerugian Infrastruktur: Serangan-serangan militer telah menghancurkan infrastruktur penting di Gaza dan Tepi Barat, termasuk rumah-rumah, sekolah, rumah sakit, dan fasilitas umum lainnya. Hal ini telah menciptakan krisis kemanusiaan dan perekonomian yang serius.
-Ketidakstabilan Emosional dan Psikologis: Konflik ini telah menciptakan tingkat stres dan ketidakstabilan emosional yang tinggi di kalangan penduduk Palestina, terutama anak-anak, yang tumbuh besar dalam lingkungan konflik dan ketegangan terus-menerus.
B. Dampak di Israel
-Ancaman Keamanan: Serangan roket dari kelompok militan Palestina, termasuk Hamas, merupakan ancaman keamanan serius bagi penduduk Israel. Warga Israel, terutama di daerah perbatasan, hidup dalam ketakutan konstan akan serangan roket dan serangan terowongan.
-Respon Militer: Israel merespons serangan-serangan roket dengan operasi militer yang luas di wilayah Palestina. Operasi-operasi ini bertujuan untuk menghancurkan infrastruktur militan dan mengurangi kapasitas Hamas untuk melancarkan serangan.
-Pembatasan Keamanan: Untuk melindungi warganya, Israel telah menerapkan pembatasan keamanan yang ketat di perbatasan dengan wilayah Palestina, termasuk blokade terhadap Jalur Gaza. Pembatasan ini telah mempengaruhi ekonomi dan kehidupan sehari-hari penduduk Palestina.
2. Peran Hamas dalam Peperangan Palestina-Israel
Akar gerakan Hamas--singkatan dari Harakah al-Muqawwamah al-Islamiyyah (Gerakan Perlawanan Islam)--mulai muncul sejak tahun 1946, ketika kader pergerakan Ikhwanul Muslimin (IM), gerakan Islamis asal Mesir, membentuk cabang di Gaza. Paham Islamisme IM berdasar pada prinsip al-Islam huwa al-hal, yakni menawarkan Islam sebagai solusi menyeluruh untuk masalah dalam semua sektor kehidupan publik dan privat di era modern.
Peran Hamas:
1. Resistensi dan Peperangan: Hamas menganggap dirinya sebagai kelompok perlawanan terhadap pendudukan Israel. Mereka menggunakan taktik perang gerilya dan serangan roket untuk melawan Israel. Meskipun serangan-serangan ini sering kali dianggap sebagai bentuk perlawanan oleh pendukung Hamas, mereka juga mendapat kritik karena menyebabkan kerugian di antara warga sipil.
2. Pemerintahan di Jalur Gaza: Hamas mengendalikan Jalur Gaza sejak tahun 2007 setelah mengusir Fatah, partai saingan Palestina. Di Gaza, Hamas bertindak sebagai pemerintah, mengelola infrastruktur, pendidikan, dan layanan kesehatan. Namun, pemerintahan mereka sering kali dianggap otoriter.