Mohon tunggu...
Dadang Hidayat
Dadang Hidayat Mohon Tunggu... Penulis -

Penikmat karya-karya Sastra, Filsafat, dan bacaan berkualitas lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Masihkah Kita Membutuhkan Pemimpin?

19 Februari 2014   01:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:42 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan karunia yang telah diberikan Tuhan yang berupa hati dan pikiran itu, maka setiap manusia dengan sendirinya harus bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri, segala apa yang diketahuinya, maupun lingkungan sekitarnya.  Dalam hal ini jelas bahwa sosok manusia bukanlah seorang egois yang ditugasi untuk menaklukan lingkungan yang ada, melainkan ditugaskan untuk saling menjaga, membesarkan, dan singkat kata: saling peduli terhadap sesama makhluk yang telah diciptakan Allah SWT.

Dalam era demokrasi saat ini, saya menganggap bahwa krisis kepemimpinan itu terjadi karena adanya krisis kepedulian yang menjangkiti kebanyakan masyarakat kita. Atau bisa dikatakan bahwa krisis kepemimpinan sekarang ini adalah merupakan sebuah krisis kepedulian itu sendiri. Jadi, berbagai masalah yang saling bermunculan di negeri ini bukan hanya terjadi karena adanya krisis kepemimpinan pada sekelompok elit kita saja, akan tetapi lebih tepatnya pada mayoritas masyarakat kita yang diam, yang apatis, yang tidak menyadari bahwa dirinya itu adalah seorang pemimpin yang harus bertanggung jawab terhadap lingkungan sekitarnya. Karena, bagiamanapun, kalu saja setiap masyarakat kita memiliki rasa kepedulian yang tinggi maka bangsa ini tidak akan dikalahkan oleh hanya “sekelompok kecil” orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Pemimpin dan kepemimpinan itu bukanlah sesuatu yang harus diperebutkan. Akan tetapi, semua itu adalah sesuatu yang sudah menjadi bawaan setiap orang sendiri. Bahwa setiap orang harus bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri dan lingkungan sekitarnya merupakan bukti bahwa setiap orang itu adalah pemimpin. Sehingga, ketika seseorang tidak pernah peduli dengan dirinya sendiri dan lingkungan sekitarnya, maka secara otomatis dia sudah menjadi seorang pemimpin yang buruk/gagal karena dia tidak bertanggung jawab. Dan ketika setiap orang tidak peduli atau tidak bertanggung jawab terhadap diri dan lingkungannya, bukankah hal itu sama saja dengan para koruptor, gembong narkoba, pelaku kekerasan, dan penjahat lainnya.?

Dengan demikian, dapat kita simpulkan bahwa kepedulian adalah merupakan esensi dari kepemimpinan itu sendiri. Dan orang-orang yang tidak memiliki rasa kepedulian adalah mereka-mereka yang harus bertanggung jawab atas kebobrokan yang terjadi di negeri ini. Tidak berlebihan kalau Haidar Bagir, yang suka dikenal sebagai seorang pengajar tasawuf dan dosen filsafat Islam itu, dalam sebuah acara diskusi pernah berujar bahwa “mayoritas (masyarakat) yang diam/apatis adalah sekumpulan orang-orang yang berdosa.”

Pendapat Haidar Bagir ini dapat kita pahami bersama karena ketika suatu masyarakat sudah tidak memiliki rasa kepedulian, maka suatu kejahatan atau keburukan akan semakin merajalela, dan kebaikan seperti apapun tidak akan bisa mengalahkannya. Seperti kata pepatah yang seringkali kita dengar “kejahatan yang terorganisir akan mengalahkan sebuah kebaikan yang tidak terorganisir”. Sehingga, untuk memperbaiki krisis kepemimpinan ini, mau tidak mau, kita semua harus mulai membangkitkan rasa kepedulian dalam diri setiap masyarakat agar bisa solid dan terorganisir dalam memberantas penyimpangan yang terjadi di negeri ini. Hal ini, tentu saja, merupakan sebuah konsekuensi kita sebagai para pemimpin itu sendiri untuk saling peduli.

Jadi, jika setiap orang itu adalah pemimpin, maka bangsa ini atau bahkan dunia ini pun sebenarnya sudah tidak lagi membutuhkan pemimpin, tapi hanya membutuhkan orang-orang yang peduli. Dan pada akhirnya, kita tidaklah perlu memperebutkan jabatan sebagai pemimpin, apalagi dengan memperebutkannya dengan cara-cara yang tidak pantas, karena kita semua adalah para pemimpin itu sendiri yang harus memiliki tanggung jawab dan rasa kepedulian yang tinggi bagi bangsa, negara, dan kehidupan dunia ini untuk menjadikannya lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun