Dan resiko itu akhirnya datang juga, gue yang udah kembali ke kampung halaman di Dumai, agak sulit berkomunikasi dengan si doi karena sibuk berkumpul bersama keluarga serta sahabat-sahabat lama, sehingga sering berantem bahkan untuk hal-hal kecil seperti nggak membalas chat dan nggak mengangkat telpon serta vcall dikarenakan rindu.Â
Hingga endingnya, pada lebaran pertama, malam takbiran sih lebih tepatnya, hubungan gue sama si doi yang udah berjalan hampir setahun dan udah berjuang bersama sejak bekerja di Batam, merantau bareng ke Jakarta, mencari kerja, berhenti kerja, hingga akhirnya LDR Jakarta-Dumai harus terpisah, salah satu lebaran yang pahit bagi gue.
Lebaran kali itu berasa seperti nggak lebaran, gue lebih banyak mengurung diri dikamar, dan nggak sabar untuk kembali ke Jakarta, siapa tau masih ketemu solusinya. Namun apalah daya, masalah selanjutnya datang juga.Â
Gue yang bermodal pegangan pas-pasan, dengan status pengangguran, nggak mendapat restu dari orang tua untuk kembali ke Jakarta, apalagi saat itu orang tua nggak bisa bantu banyak karena fokus buat persiapan biaya kuliah adik gue yang ingin melanjutkan pendidikan dari D3 menuju S1 dikampus antara UI ataupun UNY Yogyakarta.
Bukan Dadang namanya kalau nggak punya akal panjang. Dengan sedikit negosiasi, dan janji, akhirnya gue diberi restu untuk kembali ke Jakarta, bermodus mendampingi adik gue hingga menyelesaikan tesnya di Universitas Indonesia Depok.
Sekembalinya ke Jakarta, gue mencari cara, bagaimana agar bisa balikan sama si doi. Tapi kelihatannya, si doi hatinya udah keras, jadi yang bisa gue lakuin hanya pasrah, pasrah melepaskannya, apalagi katanya dia ingin menikah, semakin merobek hati ini yang sudah nggak punya apa-apa lagi.
Singkat cerita, adikgue nggak lulus tes dikampus UI, dan berkah lainnya, ia lulus di Kampus UNY Yogyakarta. And then, Yogyakarta I am comiiinnggg...
Eh, sebelumnya gue juga sempet explore Bandung deng bareng adik gue hahaaa