Mohon tunggu...
Dadang Dwi Septiyan
Dadang Dwi Septiyan Mohon Tunggu... Dosen - Pendidik Musik dan Peneliti Pendidikan Seni

Music Addict

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Selera Musik, Manifestasi Preferensi Diri

24 Januari 2024   14:49 Diperbarui: 1 Februari 2024   19:20 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (shutterstock via KOMPAS.com)

Tidaklah mengherankan jika muncul asumsi umum yang mengatakan bahwa selera musik seseorang dipengaruhi oleh kondisi sosio-ekonomi. Pendapat ini bisa dikatakan benar, meskipun tidak sepenuhnya demikian. 

Perubahan sosial yang sedemikian cepat, globalisasi dan pengaruh budaya massa di seluruh dunia, berakibat pada perubahan selera dan pola konsumsi dalam masyarakat. 

Awam ataupun mereka yang berasal dari kelas atas sekalipun kini dapat menikmati musik Beethoven di pusat keramaian seperti mall, cafe atau restoran. Apa yang dahulu dianggap asing bagi kebanyakan orang, kini menjadi sesuatu yang biasa.

Orang mulai melihat musik sebagai selera yang bersifat universal dan seringkali melupakan kondisi awal dari perkembangan musik. Jika pada era 70-an misalnya, orang beranggapan bahwa musik dangdut adalah selera musik orang-orang kelas bawah, namun semenjak 90-an hingga kini, persepsi tersebut telah berubah. Saat ini tidak sedikit mereka yang berasal dari kelas sosial atas menikmati dan mengapresiasi musik dangdut secara terbuka. 

Bagi Bourdieu, selera tidak bersifat netral dan alamiah, tetapi ditentukan dan diorganisasi oleh posisi kelas sosial di masyarakat. Selera sebagai salah satu kegiatan budaya tidak dapat dilepaskan dari sistem-sistem representasi khas suatu kelompok sosial, dari posisi di dalam masyarakat, dan dari keinginan untuk menempatkan diri di tangga kekuasaan. 

Salah satu cara seseorang membedakan diri dari kelas sosial di luar dirinya adalah melalui tiga struktur konsumsi, yaitu makanan, budaya dan penampilan. Selera merupakan salah satu bentuk struktur konsumsi budaya. 

Bourdieu menunjukan pola-pola sosial dalam bentuk-bentuk selera yang dihubungkan dengan pembagian-pembagian sosial yang pokok seperti kelas sosial, gender, pedesaan dan perkotaan, dan antara pendidikan tinggi dan pendidikan rendah. Selera digunakan untuk menunjukan perbedaan tingkat kelas sosial masyarakat. 

Bagi Bourdie, tiap kelas sosial memiliki selera masing-masing dan berjuang di dalam masyarakat (field) untuk menentukan dan mempertinggi lokasi mereka dalam kehidupan sosial.

Selera (sebagai manifestasi preferensi) adalah penegasan praktis dari sebuah perbedaan yang tidak bisa dihindari. Bukanlah suatu hal yang bersifat insidental ketika sebuah selera harus membuktikan kebenarannya di hadapan selera-selera yang lain. Selera tersebut akan sepenuhnya dinyatakan tidak baik (buruk) oleh selera-selera lain yang menolaknya. 

Masalah selera di segala bidang adalah bahwa seluruh usaha selera untuk mendapatkan tempat yang pasti dan tertentu, selalu berakhir pada ketiadaan, dan dalam segala hal masalah selera mungkin adalah masalah yang pertama dan yang paling terkenal dalam menimbulkan rasa ketidaksukaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun