Jika kita setuju begitu pentingnya orang tua yang memiliki standar kebenaran ilahiah, yang menjadi standar kebenaran keluarga yang menjadi prinsip dalam membesarkan jiwa dan raga anak-anaknya, lantas siapakah yang bertanggung jawab mencetak orang tua dengan standar yang demikian? Adakah guru bagi jutaan orang tua di Indonesia? Adakah kurikulum rumah tangga kita? Bagaimana cara menyingkirkan guru-guru ibu rumah tangga yaitu televisi dengan segudang acaranya? Bagaimana cara menyadarkan suami yang sudah sibuk seharian mencari makan namun belum dapat juga, untuk tidak emosional dan marah-marah pada keluarga? Apakah selama ini para pemimpin kita (presiden, menteri, anggota dewan, hingga kepala daerah sampai kepala desa) telah menjadi guru yang baik bagi para orang tua? Nilai-nilai apa saja yang telah di-internalisasi mereka kedalam ruh kesadaran orang tua? Siapa sesungguhnya guru yang membentuk mental anak-anak kita sehingga mereka kerasukan seks bebas, tawuran, dan narkoba?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H