Mohon tunggu...
Dadan Danury
Dadan Danury Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH A.R. FACHRUDDIN

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Analisis Cerpen SELAMA IBU MASIH BERSENANDUNG Karya Annisa Moezha

23 Januari 2025   19:30 Diperbarui: 23 Januari 2025   19:25 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Analisis Cerpen "SELAMA IBU MASIH BERSENANDUNG" Karya Annisa Moezha

Dari balik jendela, Ruminah melihat puluhan orang memenuhi jalanan, berteriak-teriak dengan wajah penuh amarah. Beberapa menyulut api pada tumpukan ban bekas yang berserakan, serapah dan ancaman bergema di udara. Di kejauhan, api merambati rumah-rumah pertokoan dan swalayan seberang jalan.

Tiba-tiba terdengar suara pintu dipukul kasar. Bayangan hitam di luar memaksa masuk. Ibu dan Ruminah bertatapan dengan muka pasrah. Ibu menarik nafas dalam-dalam sebelum membuka pintu. 

"Bu, mereka dating," bisik Ruminah, tercekat. Kedua tangannya menekan pintu, mengeluarkan tenaga untuk menahan dorongan pintu dari luar.

"Buka pintunya!!" suara lai-laki memaksa. Teriakan itu mengguncang gagang pintu yang nyaris tercabut. Kaca jendela bergetar saat tangan-tangan pembohong mengetuk keras.

"Cepat buka pintu atau kami dobrak warung ini!!" terdengar suara orang lain berteriak. Di luar, bunyi kian menggelegar.

Dengan segenap keberanian, Ibu mendekati Ruminah yang susah payah menahan pintu. "Biar aku hadapi mereka, Rum." Ibu memberi aba-aba agar Ruminah bergeser.

Ruminah meraih tubuhmu dalam gendongannya. Ibu menyiapkan nyali menghadapi orang-orang beringas yang menunggu mangsanya keluar.

"Mau apa kalian?" Suara ibu bergetar. "Kami hanya pedagang warung kecil. Tidak ada yang bisa kalian ambil. Tidak ada gunanya kalian menjarah disini." 

Lelaki dengan memegang balok kayu berkedip, matanya melihat ruangan lalu berhenti di wajah ibu. "Kami hanya mencari orang. Siapa yang tahu kalian sembunyikan orang yang kita cari."

Mata melihat seisi warung lalu melihat anak kecil sedang di gendong Ruminah.

"Kami tidak menyembunyikan siapa pun," jawab ibu cepat. "Kami hanya tinggal bertiga disini. Kalau mau makan, saya ambilkan makananya. " Ibu menunjuk etalase berisi lauk-lauk pauk dingin di belakangnya. 

Lelaki lain dengan badan besar masuk, memeriksa sudut warung menengok ke berbagai sisi.

"Sesama pribumi jangan saling menyusahkan. Tidak ada barang-barang berharga di warung kecil ini," ujar ibu, mengikuti lelaki itu. Di satu sudut, Ruminah yang setia menggendong anak kecil seerat mungkin.

Lelaki dengan sebuah balok kayu mendekati etalase, matanya berbinar, mencari sesuatu. Ia membuka laci. "Tidak ada yang bisa kita ambil disini," katanya sambil melontarkan barang ke lantai.

Begitu dua laki-laki itu pergi, ibu cepat menutup pintu, lalu meraihmu. Ruminah kembali berjaga di dekat jendela. Kelegaan tampak di wajah ibu.

 Cerpen "Selama Ibu Masih Bersenandung" karya Annisa Moezha mengangkat tema hubungan antara ibu dan anak. Cerita ini menggambarkan hubungan emosional yang mendalam antara seorang ibu dan anaknya. Ibu berperan sebagai sosok yang memberikan kasih sayang dan dukungan, sementara anak merasakan ketulusan cinta tersebut melalui lagu-lagu yang dinyanyikan ibunya. 

Cerpen ini juga mengeksplorasi tema kenangan. Saat anak mengenang masa-masa ketika ibunya masih bersenandung, ada nuansa nostalgia yang kuat. Ini mencerminkan bagaimana kenangan indah dapat membentuk identitas seseorang dan memberikan kekuatan dalam menghadapi tantangan hidup. Kenangan akan lagu-lagu ibu menjadi pengingat akan cinta dan kasih sayang yang abadi. Cerpen "Selama Ibu Masih Bersenandung" adalah karya yang menyentuh hati, menggambarkan hubungan antara ibu dan anak dengan indah melalui musik dan kenangan. Melalui narasi yang sederhana namun mendalam, Annisa Moezha berhasil menyampaikan makna cinta, kehilangan, dan pentingnya menghargai waktu bersama orang-orang terkasih.

REFERENSI

https://ruangsastra.com/34147/selama-ibu-masih-bersenandung/ 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun